Banjarbaru (ANTARA) - Generasi millenial khususnya di Banua Kalimantan Selatan dituntut cerdas menjalani usaha di bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung usahanya agar lebih maju dan berkembang.
"Generasi millenial bidang pertanian tak hanya sekedar bertani namun juga dituntut cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital," ujar Kepala Dispersip Kalsel Nurliani melalui siaran pers diterima Antara di Banjarbaru, Jumat.
Hal itu disampaikan Nurliani dalam sambutan talkshow virtual dengan tema "Bertani asyik generasi millenial, teknik dasar hidroponik, edible flower, dan peluang usaha hidroponik" yang merupakan webinar ke-16 digelar Dispersip Kalsel.
Menurut Bunda Nunung sapaan akrab Nurliani, tumbuhnya minat generasi millenial yang tertarik menjalani usaha di sektor pertanian patut diapresiasi karena mendorong regenerasi petani yang menjadi salah satu faktor kunci kemajuan dan modernisasi pertanian.
Melalui regenerasi, penggarapan lahan, proses produksi, dan agrobisnis yang dijalankan kaum millenial yang bekerja lebih produktif dan efisien memanfaatkan teknologi digital maka pertanian akan semakin maju.
"Hari ini kita bicara pertanian yang maju mandiri dan modern. Kita saat ini dihadapkan paradigma baru yakni awan digital (cloud digital) dan anak millenial yang menghubungkan awan digital dengan pertanian maka dunia dalam genggaman," ungkapnya.
Oleh karena itu, diharapkan generasi millenial Banua cerdas dan jeli dalam mencari peluang bisnis, bagi mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian akan makin menguasai pengembangan pertanian mulai dari hulu sampai hilirnya.
Talkshow virtual ke-16 yang digelar Dispersip Kalsel selama pandemi COVID-19 mengangkat tiga topik yakni teknik dasar hidroponik disampaikan Ketua Program studi Agronomi Fakultas Pertanian ULM Dr. Joko Purnomo S.P M.P
Kedua, topik Edible Flower yang disampaikan Owner Ijo Hydro dan pengusaha Edible Flower Bandung Eva Lasti Apriyani Madarona serta topik peluang usaha hidroponik diulas owner dr Farm Hidroponik Pelaihari dr. Toto Tri Hartanto.
Sementara itu, moderator talkshow virtual menghadirkan Dosen Prodi Agronomi Fakultas Pertanian (Faperta) ULM Indya Dewi S.P. M.Si yang memiliki keahlian di bidang Keteknikan Pertanian.
Sementara itu, talkshow virtual yang diikuti ratusan partisipan dari seluruh Indonesia itu mendapatkan tanggapan positif karena telah mengangkat topik yang tidak biasa yakni tentang usaha pertanian khususnya yang dijalani kaum millenial.
"Bunda Nunung keren sekali telah mengangkat literasi dengan konteks kegiatan nyata dan yang membuat saya hormat yakni upaya menemukan topik tidak biasa. Petani biasanya terlihat tua tetapi kemarin justru anak muda mapan dan pendidikan tinggi menjalankannya," kata anggota Dewan Pertimbangan Pusat IKAPI Nova Rasdiana.