Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menilai belum perlu melakukan operasi pasar atau menggelar pasar murah yang biasa dilakukan untuk menstabilkan harga sembilan bahan pokok di pasaran menjelang lebaran.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Serta Koperasi, Kotabaru H Zainal Arifin, Jumat mengatakan, meski terjadi fluktuasi harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), namun belum perlu digelar operasi pasar.
"Kita akui menjelang hingga awal Ramadan sempat terjadi kenaikan harga beberapa komoditas, seperti, bawang merah, dan telur, namun kini kondisi harga sudah mulai pulih dan stabil," ujar H Zainal.
Meski demikian lanjut dia, menjaga stabilitas harga sembako di Kotabaru, Disperindagkop dan UKM bersama pihak-pihak terkait terus memantau dan berkoordinasi, diantaranya yang baru-baru tadi dilakukan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan sejumlah distributor besar yang ada di Kotabaru.
Dikatakan, hasil koordinasi dengan sejumlah distributor di Kotabaru, persediaan sejumLah barang pokok relatif cukup bahkan hingga usai lebaran. Konfirmasi tentang kejelasan persediaan perlu diketahui mengingat kian dekatnya hari raya Idul Fitri 1435 H.
"Bersamaan dengan tibanya hari raya terjadi musim tenggara yang identik dengan gelombang besar, sehingga dikhawatirkan kalau persediaan sembako minim, tapi ternyata dari keterangan para distributor persediaan relatif cukup," ungkapnya.
Ia berharap agar masyarakat tidak melakukan pembelian secara berlebihan, hendaknya sewajarnya saja sesuai kebutuhan. Karena hal itu akan berdampak pada persediaan barang yang seharusnya cukup hingga waktu tertentu, dikhawatirkan habis sebelum pasokan datang kembali.
Sementara menanggapi kondisi tersebut, anggota Komisi II DPRD Kotabaru, Hj Alamaturadiah mengapresiasi upaya Disperindagkop dan UKM Kotabaru yang terus memantau perkembangan harga kebutuhan masyarakat termasuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
"Pencegahan jauh lebih baik dari pada harus menanggulangi jika terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok bagi masyarakat. Sebab jika kenaikan harga tak terkendali dan masyarakat tidak bisa menjangkau, maka harus ada tindakan operasi pasar dan itu kembali akan menggerus anggaran daerah yang tidak sedikit, tutur Hj Atul.
Oleh sebab itu lanjut dia, adalah langkah tepat seperti yang dilakukan Pemerintah daerah dalam hal ini melalui Disperindagkop dan UKM Kotabaru, selalu memantau dan bergerak cepat atas fenomena pasar.
Menurut dia, pada moment-moment hari besar seperti hari raya Idul Fitri, tahun baru biasanya memang terjadi permintaan yang lebih banyak disbanding hari-hari biasa. Untuk itu, pantauan di lapangan guna mengaja stabilitas harga, jauh lebih baik.
Pantauan di lapangan, secara umum harga barang di pasar Kemakmuran Kotabaru relatif stabil, meski sebelumnya sempat sedikit terjadi kenaikan seperti telur ayam dan bawang merah rata-rata naik Rp3.000 per kg.
Kondisi terkini harga sejumlah bahan pokok di antaranya, gula pasir Rp11.000/kg, minyak goreng curah Rp11.000/lt, daging ayam Rp32.500/kg, daging ayam kampung Rp45.000/kg, cabai merah Rp 21.000/kg, cabai rawit Rp46,500/kg, bawang merah Rp27.000/kg, bawang putih Rp14.500/kg, wortel Rp13.000/kg, kentang Rp12.500/kg dan kubis/kol Rp12.500/kg./e
Kotabaru Belum Perlu Operasi Pasar
Jumat, 11 Juli 2014 18:34 WIB
...awal Ramadan sempat terjadi kenaikan harga beberapa komoditas, seperti, bawang merah, dan telur, namun kini kondisi harga sudah mulai pulih dan stabil,"