Kandangan (ANTARA) - Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) H Achmad Fikry bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) HSS bersilaturrahmi dengan para alim ulama dari unsur pimpinan pondok pesantren, majelis ulama dan zikir dalam mencegah radikalisme dan terorisme di Kabupaten HSS.
Ia mengatakan, pertemuan hari ini sangat dibatasi jumlah orangnya, tapi tetap berusaha maksimal mengikuti protokol kesehatan COVID-19, silaturahmi ini merupakan yang kedua setelah dilaksanakan setelah juga dilaksanakan di wilayah Daha.
"Kegiatan ini untuk menindak lanjuti apa yang disampaikan oleh Kepala BNPT saat kunjungan ke Kabupaten HSS, mengajak semua masyarakat termasuk alim ulama, pimpinan pondok, pimpinan majelis untuk bersama pemerintah mencegah penyebaran paham radikalisme," katanya, di Pendopo Bupati, Jum'at (26/6).
Baca juga: Anggota DPR RI berharap Kepala BNPT silaturrahmi dengan kyai dan ulama
Dijelaskan dia, bersyukur dalam kegiatan ini berhadir dua tokoh ulama HSS, Ketua MUI HSS TGH M Ridwan Baseri dan TGH Syairazai, untuk memberikan pencerahan dari sisi agama Islam.
Diharapkan bisa jadi pedoman dan pegangan bersama, dalam kewaspadaan yang harus ditingkatkan, dan tugas bersama selanjutnya adalah terus memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar mendapatkan pemahaman agama yang baik dan benar.
Kapolres HSS AKBP Siswoyo, mengatakan informasi untuk upaya bersama mencegah radikalisme dan terorisme di HSS, dan Dandim 1003 Kandangan Letkol Arm Dedy Soehartono juga mengingatkan bahayanya radikalisme dalam berbangsa dan bernegara.
Sedangkan, Ketua MUI Kab.HSS TGH Muhammad Riduan Baseri atau Guru Kapuh, mengatakan radikalisme dan terorisme menurut ajaran Islam itu fitnah terhadap Islam dan umat, dan tidak sejalan serta bertentangan dengan ajaran Islam.
Baca juga: Bupati HSS : Waspada dan cegah penyebaran radikalisme dan terorisme
Kemudian, Pimpinan Pondok Pesantren Dalam Pagar Kandangan TGH Ahmad Syairazi, mengatakan pemahaman keliru ini biasanya, pertama, karena kurangnya pemahaman dalam agama, kebiasaan mereka hanya baca buku tidak belajar dari guru.
"Kedua, dia merasa sudah cukup dan bangga dengan pemahamannya tidak mau menerima pemahaman orang lain, jadi kalau ada pemahaman orang lain dia tidak mau menerimanya, dan yang ketiga karena nafsunya itu mungkin politiknya ingin menguasai, jadi tiga ini penyebab dari pada terosisme,",katanya.
Acara juga dirangkai dialog dimoderatori Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad, , dan turut dihadiri Asisten Administrasi Pembangunan Kemasyarakatan Sasmi Rifani, para camat, MUI Kecamatan Kandangan, Forkopimcam, Anggota TNI dan Polri.