Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian siap memassalkan delapan varietas unggul anggrek yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga bisa dikembangkan masyarakat.
Menurut Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Balitbangtang Kementan Rudy Soehendi di Jakarta, Selasa, delapan varietas unggul anggrek tersebut terdiri tiga varietas Paphiopedilum dan lima varietas Cymbidium.
Tiga varietas Paphiopedilum tersebut terdiri dari Mauredi agrihorti, Tonsina agrihorti dan Rupini agrihorti.
Sementara varietas Cymbidium yang merupakan hybrid Cymbidium terdiri dari Himucoda agrihorti, Jenar agrihorti, Tortilla agrihorti, Mierra agrihorti dan Amara agrihorti.
Baca juga: Tambah koleksi Kebun Raya Cibodas, Balitbangtan serahkan benih mawar
"Delapan varietas ini sedang diupayakan perbanyakan massalnya guna pengembangan di masyarakat," katanya melalui keterangan tertulis.
Dikatakannya, dalam perdagangan anggrek dunia, Cymbidium dan Paphiopedilum dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi.
Menurut Badan Pusat Statistik pada 2019 nilai ekspor kedua jenis anggrek tersebut mencapai 176 juta dolar AS yang diperoleh dari negara AS, Jepang, Belanda, Korea Selatan, Australia, Vietnam, Kanada, Inggris, Brasil, dan Jerman.
"Data tersebut menunjukkan bahwa anggrek Cymbidium maupun Paphiopedilum sangat disukai negara-negara konsumen di dunia. Hal ini menjadi bahan pertimbangan utama bagi kami untuk mengembangkan anggrek tersebut dalam skala komersial," katanya.
Rudy menambahkan untuk dapat menembus pasar internasional dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, perlu ditempuh berbagai langkah tepat.
Di antaranya, penyediaan varietas unggul baru (VUB), benih anggrek bermutu, dan teknologi budi daya inovatif, sehingga dapat menghasilkan produk yang berdaya saing dan diterima di kancah internasional.
Baca juga: Balitbangtan minta para petani panen air antisipasi kekeringan
Peneliti Balitbangtan Dr Sri Rianawati mengatakan kedelapan varietas unggul anggrek hasil inovasi Balithi tersebut telah dilepas pada 2019.
"Varietas-varietas tersebut memiliki keunggulan masing-masing terutama dari corak bunga dan ketegaran tanaman," katanya.
Potensi pengembangan anggrek Cymbidium dan Paphiopedilum di Indonesia sangat tinggi karena kondisi iklim yang mendukung serta ketersediaan spesies alam sebagai plasma nutfah yang melimpah.
Kepala Balitbangtan Kementan Dr Fadjry Djufry menambahkan setidaknya telah diidentifikasi sebanyak 43.000 spesies anggrek di Indonesia.
Menurutnya, keanekaragaman anggrek spesies di Indonesia menjadi potensi sebagai induk silangan, yang memungkinkan munculnya temuan anggrek varietas-varietas baru.
"Balitbangtan telah lama melakukan penelitian terhadap berbagai spesies tanaman anggrek. Diharapkan, hasil penelitian ini bukan saja semakin memperkaya dan menambah keanekaragaman hayati anggrek di Indonesia, tetapi juga akan memberi keunggulan komparatif komoditas anggrek Indonesia yang bernilai ekonomis," katanya.