Banjarmasin (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono mengatakan sebagai wujud komitmen memperkuat ketahanan pangan dan menjaga kestabilan harga, Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kalimantan Selatan (TPID Kalsel) meluncurkan beberapa inovasi budidaya pertanian dari sisi hulu hingga hilir.
"Ada tiga inovasi dilakukan BI dan TPID Kalsel," ujar Doni P Joewono, dalam siaran pers di Banjarmasin, Senin.
Baca juga: BI Kalsel gencarkan akselerasi pembayaran digital
Dia mengatakan, ketiga inovasi tersebut, pertama, gerakan budidaya dengan model padi apung dan penanaman varietas baru padi siam madu.
Kedua, lanjut dia, implementasi
smart greenhouse dalam proses pembibitan dan manipulasi klimatologi melalui metode sungkup.
Ketiga, terang dia, hilirisasi pangan dengan melaksanakan capacity building bagi anggota kelompok tani untuk mendukung pengembangan produk turunan serta on boarding penjualan melalui marketplace.
Peluncuran inovasi tersebut, papar dia, dicanangkan pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kalimantan 2023 di Banjarbaru.
Baca juga: BI Kalsel bantu PSBI di Batola
"Tema Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Kalimantan 2023 adalah, sinergi dan inovasi untuk mendukung ketahanan pangan melalui alterasi budidaya pertanian dan kelancaran distribusi menuju nusantara kita," tandasnya.
Lebih lanjut dia menekankan, perlunya memperkuat sinergi dan inovasi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah dalam kerangka GNPIP, guna memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga.
Di samping itu, dia juga mengingatkan, agar integrasi budidaya pertanian dari hulu hingga hilir menjadi fokus rencana kerja TPID se-Kalimantan, sebagai upaya meningkatkan produktivitas pangan guna menjamin ketahanan pangan di Ibu Kota Negara masa depan.
Beberapa inovasi komoditas pangan strategis khususnya padi, sambung dia, perlu direplikasi daerah-daerah lainnya, guna memperkuat ketahanan pangan Kalimantan dalam menopang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Sementara itu, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor menekankan, pentingnya inflasi sebagai salah satu indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi, di mana tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.
Baca juga: Jurnalis Kalsel diajak saksikan proses cetak uang rupiah di Karawang
Oleh karena itu, dia menilai, upaya pengendalian inflasi yang menjadi tanggung jawab TPIP di tingkat nasional dan TPID di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, menjadi kunci untuk mencapai tujuan utama pembangunan.
"Tujuan utama pembangunan itu adalah,. kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Sahbirin Noor menambahkan, upaya pengendalian inflasi tersebut memerlukan sinergi antara seluruh pihak.
Terlebih, papar dia, untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang dapat memberikan tekanan terhadap kenaikan harga pangan, seperti peningkatan tensi geopolitik dunia maupun risiko El-Nino.
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa mengapresiasi terhadap Bank Indonesia atas penyelenggaraan GNPIP Kalimantan dan bentuk kolaborasi nyata atas pengendalian inflasi di Kalsel.
"Inflasi di Kalsel pada bulan Juni 2023 masih terkendali di angka 4,30 persen secara tahunan dan menunjukkan penurunan dari bulan Maret 2023," terangnya.
Baca juga: Paman Birin hadiri halal bi halal Kerukunan Bubuhan Banjar di Jawa Timur
Tren penurunan tersebut, ucap dia, dinilai harus terus dipertahankan, salah satunya dengan menjaga inflasi volatile food.
Selain mendorong aspek budidaya pertanian, acara tersebut turut menginisiasi pencanangan program unggulan lainnya, seperti optimalisasi operasi pasar, penguatan infrastruktur TIK.
Selanjutnya, digitalisasi, dan data pangan, penguatan KAD serta Implementasi pupuk organik hasil olahan limbah perikanan dan pemanfaatan pupuk hasil olahan batu bara.
Kegiatan tersebut dihadiri Forkopimda,
bupati/walikota, anggota TPID, pimpinan perbankan dan instansi vertikal serta akademisi se-Kalimantan.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan acara, pada hari yang sama diselenggarakan pula Capacity Building on ASEAN Issues dengan tema yang sama kepada pemangku kepentingan di wilayah Kalsel.
Kegiatan itu merupakan acara pendukung Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 dan diselenggarakan di sejumlah provinsi guna meningkatkan pemahaman atas keketuaan Indonesia dan kontribusinya di kawasan ASEAN.
Baca juga: Bank Indonesia perlu peran jurnalis beritakan kebijakannya kepada masyarakat