Banjarmasin (ANTARA) - Mantan Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalimantan Selatan Syamha berharap, peniadaan atau sepinya peringatan "Nuzulul Quran" (turunnya Al Quran) Tahun 1441 Hijriah bukan indikator keberpalingan umat Islam dari Al Quran.
"Memang seiring mewabah virus Corona atau COVID-19, orang-orang kelihatannya pada malas menggelar pertemuan/perayaan (termasuk peringatan Nuzulul Quran tahun ini," ujarnya di Banjarmasin, Ahad.
"Apalagi dengan adanya imbauan agar menghindari kerumunan massa/menghimpun orang banyak untuk sesuatu acara tanpa mengindahkan protokoler tetap (Protap) COVID-19," lanjutnya.
Pasalnya alumnus Penataran Khatib dan Mubaligh Dewan Da'wah Islamiah Indonesia Tahun 1970-an itu khawatir kalau sampai umat Islam berpaling dari Al Quran akan terjadi sesuatu yang kurang mengenakan pada diri yang bersangkutan.
"Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Quran Surah Thaha ayat 124 yang menyatakan, Allah akan membutakan orang yang berpaling dari Al Quran pada hari kebangkitan atau hari akhirat," kutip mantan Ketua KAHMI Kalimantan Tengah (Kalteng) itu.
Selain itu, Allah akan menyempitkan kehidupan di dunia bagi orang yang berpaling dari Al Quran tersebut, sebagaimana isi ayat 124 Surah Thaha, lanjut mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) tersebut.
Namun dia berharap, walau tanpa peringatan Nuzulul Quran secara seremonial, pemahaman dan pengamalan makna/kandungan isi kitab suci umat Islam tersebut semakin meningkat, terutama bagi kaum Muslim.
"Untuk itu, mari kita baca Al Quran, pelajari serta pahami kandungan, dan kemudian kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Insya Allah kita akan selamat di dunia dan alam akhirat yang kekal abadi," ajaknya.
Peringatan hari Nuzulul Quran pada 17 Ramadhan 1441 H bertepatan dengan 10 Mei 2020 atau masih mewabah COVID-19, sehingga tidak ada perayaan peringatan turunnya kitab suci umat Islam tersebut sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Peniadaan peringatan nuzulul quran diharapkan bukan keberpalingan dari al quran
Minggu, 10 Mei 2020 5:57 WIB