Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menyebutkan Jembatan Tumbang Samba yang menghubungkan Desa Telok dan Desa Samba Danum di Kecamatan Katingan Tengah, Provinsi Kalimantan Tengah, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, melalui keberadaan Jembatan Tumbang Samba, maka kegiatan ekonomi di daerah sekitar dapat terus tumbuh dan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.
"Semakin terhubungnya Lintas Tengah Kalimantan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan karena di sekitarnya terdapat perkebunan seperti sawit dan karet serta pertambangan," ujarnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pengendara di Palangka Raya tewas usai tabrak pohon tumbang
Basuki mengatakan bahwa dengan adanya jembatan tersebut maka akan mempercepat transportasi logistik.
Jembatan Tumbang Samba dibangun mulai 2016 dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp298 miliar.
Pekerjaan konstruksi jembatan dilaksanakan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk yang juga memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan tersebut. Demikian pula, konsultan supervisi PT Perentjana Djaja juga memproduksi sendiri pelengkung baja jembatan.
Jembatan dengan panjang total 843,2 meter akan menjadi terpanjang di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai” dan dilengkapi dengan jembatan penghubung dan jalan pendekat pada kedua sisi.
Baca juga: PUPR menyebutkan proyek sumber daya air belum 'pecah telur'
Jembatan itu nantinya bakal dimanfaatkan oleh lalu lintas kendaraan dari berbagai daerah, sehingga masyarakat tidak perlu lagi menggunakan jasa kapal feri untuk menyeberangi Sungai Katingan untuk mengangkut kendaraannya.
Progres pembangunan jembatan tersebut saat ini telah mencapai 99 persen dan diharapkan akhir Maret 2020 akan seluruhnya tuntas.
PUPR sebutkan Jembatan Tumbang Samba tingkatkan ekonomi masyarakat
Selasa, 31 Maret 2020 8:03 WIB