Oleh Hasan Zainuddin
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menghadapi kendala operasi berupa tingginya sedimentasi Sungai Martapura sehingga perusahaan itu kesulitan memperoleh air baku.
"Bila musim kemarau datang maka air sulit disedot karena terhalang lumpur yang tebal," kata Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Kota Banjarmasin, Yuda Ahmadi kepada pers di Banjarmasin, Minggu.
Lokasi pengambilanatau penyedotan air baku atau areal intake tersebut berada di Desa Sungai Tabuk, masuk wilayah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Menurut Yuda, tingginya endapan lumpur di muka intake PDAM tersebut saat kemarau seperti saat ini menjadi kendala operasional intake berkapasitas 1.700 liter per detik.
Padahal air baku dari kawasan tersebut merupakan sumber andalan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin. PDAM Bandarmasih melayani sekitar 98 persen wilayah kota atau sebanyak 147.000 pelanggan sambungan rumah.
Ia menyebutkan pihaknya merencanakan pengerukan lumpur di kawasan intake hingga sungai memiliki tingkat kedalaman yang memadai untuk penyedotan air baku.
"Kami mungkin akan melakukan pengerukan sekitar beberapa ratus meter di sungai tersebut, tetapi masih tahap rencana. Bila tersedia dana kemungkinan upaya tersebut bisa diwujudkan," kata Yuda.
Menurut dia tingginya sedimentasi Sungai Martapura tersebut membuktikan alam di areal sepanjang sungai yang berhulu ke Pegunungan Meratus sudah mengalami kerusakan akibat adanya pengundulan hutan.
Dengan gundulnya hutan sebagai kawasan resapan air itu, lanjut dia, terjadi erosi dimana lumpur yang yang ada di darat mudah terbawa air hujan kemudian turun ke sungai dan mengalir hingga ke hilir termasuk kawasan intake Sungai Tabuk tersebut.
"Oleh karena itu tak ada pilihan lain untuk mengurangi endapan lumpur adalah dengan merehabilitasi kawasan hutan Pegunungan Meratus sebagai lokasi penyimpan cadangan air bersih," kata Yuda.