Banjarmasin (ANTARA) - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar pelatihan bagi kaum tuna netra untuk keterampilan pijat refleksi, yakni, memperkaya pengetahuan mereka yang memang mayoritas menggeluti jasa pijat.
Kegiatan ini digelar di Mesjid Al-Furqon Banjarmasin sekalian peresmian kantor pelayanan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Al-Furqon, Sabtu.
Menurut Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pengusus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalsel H Hesly Junianto SH, MH, para kaum tuna netra yang diberi pelatihan keterampilan pijat refleksi ini dari Persatuan Tuna Netra (Pertuni) Kota Banjarmasin.
Baca juga: Jaga sapi kurban tetap sehat, diberi jamu dan dipijat
"Jumlahnya sekitar 30 orang, mereka dilatih para ahli pijat refleksi," paparnya.
Harapannya, kata Hesly, dengan sudah dilatihnya ini mereka akan bisa mengembangkan usaha jasa pijat, yakni, trafi refleksi yang kini mulai digemari masyarakat.
"Paling tidak ada pengembangan bakat mereka, sebab mereka ini sudah memiliki dasar bisa memijat, " tuturnya.
Diungkapkan Hesly, bahwa anggota Pertuni ini sudah dibina sejak lama, termasuk juga dibidang keagamaan, yakni, belajar baca Al-Qur'an dan fiqih serta tasawuf.
Baca juga: Tukang pijat simpan 16 paket sabu-sabu
"Jadi mereka ini sudah sejak lama kita bina, kita upayakan mereka juga bisa mandiri dengan memiliki keahlian," ujarnya.
Wakil Ketua PWM Kalsel Prof Ridhani Fizi menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan pelatihan pijat refleksi bagi kaum tuna netra ini yang berkerjasama dengan layanan LAZISMU, karena ini menjadi amal sholeh.
Apalagi, ungkap dia, dalam pembekalan ini akan terus dibantu untuk tempat usahanya.
"Karena suatu saat mesjid Al-Furqon ini akan mengembangkan bisnis pijat refleksi, karena ada memiliki tempat rumah toko (Ruko) yang bisa dimanfaatkan untuk itu," tuturnya.
Di mana, ucap Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin ini, para kaum tuna netra yang sudah memiliki kepandaian dalam pijat refleksi ini akan bisa diberdayakan, sehingga mereka bisa memiliki pekerjaan yang tetap.
Baca juga: Menikmati "Pijat" Air Terjun Sungai Kembang
"Kalau sudah memiliki keahlian ini mereka juga bisa melayani panggilan nantinya," papar Ridhani Fizi.
Menurut dia, sesuai Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Muhammadiyah sekarang ini harus bisa membantu memberdayakan kaum disabilitas atau mereka-mereka yang memiliki keterbatasan fisik dan mental, karenanya kegiatan pelatihan bagi kaum tuna netra ini sebagai salah satu aplikasinya.
"Tidak hanya tuna netra, kaum disabilitas lainnya juga diberi perhatian, dengan beragam pembinaan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Muhammadiyah 11 Kota Banjarmasin M Natsir Bardjat mengatakan, akan ada lanjutan kegiatan dari pelatihan bagi kaum tuna netra ini kedepannya, sehingga pembinaannya bisa berlanjut.
Baca juga: Tukang Pijat Polisi Curi Motor
"Kita memang merancang akan membuka tempat pijat refleksi bagi mereka," paparnya.
Namun tentunya, ucap dia, semua ini akan dimusyawarahkan lagi dengan semua pengurus Muhammadiyah, karena harus didukung semua pihak.