Banjarmasin (ANTARA) - Mantan Wakil Wali Kota Banjarmasin periode 2005--2010, H Alwi Sahlan memberikan pelatihan cara melakukan totok pengobatan kepada para kaum tuna netra.
Alwi Sahlan diundang menjadi pembicara pada pelatihan dasar pijat tradisional, refleksi dan totok pengobatan bagi disabilitas tuna netra se-Kota Banjarmasin di Kampus UMB di Jalan Sutoyo S, Banjarmasin, Sabtu.
Kegiatan ini dilaksanakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalsel.
Alwi Sahlan memberikan pengetahuan bagaimana melakukan totok pengobatan diantaranya menyembuhkan penyakit jantung, tekanan darah dan ginjal dibagian belakang pasein.
Alwi Sahlan menyatakan bersyukur pengetahuan yang dimilikinya dari belajar pula dapat diberikan lagi kepada para kaum disabilitas, dengan harapan ada regenerasi mewarisi keahlian totok pengobatan ini.
Dia pun berharap bagi kaum disabilitas, khususnya tuna netra di kota ini bisa menjadi perantara penyembuhan bagi masyarakat yang mengidap penyakit dengan totok pengobatan ini.
"Tujuannya kan memberdayakan mereka dan bagi kesehatan masyarakat," ujar Alwi Sahlan.
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Kalsel H Hesly Junianto menyatakan, pihaknya terus berupaya memberdayakan kaum disabilitas untuk bisa mandiri, memiliki keahlian untuk bisa berusaha nenghidupi diri dan keluarganya.
Salah satunya, kata dia, digelarnya kegiatan ini, bagi kaum disabilitas tuna netra di kota ini, menambah keahlian mereka untuk bisa sebagai ahli pijat profisonal, baik pijat tradisional, refleksi dan totok pengobatan.
"Peserta pada kegiatan ini sekitar 30 orang, sepuluh orang diantaranya perempuan," tuturnya.
Hesly pun bersyukur antusias peserta mengikuti kegiatan ini sangat tinggi, apalagi para pendidiknya atau pelatihnya para ahlinya, salah satunya mantan Wakil Wali Kota Banjarmasin H Alwi Sahlan.
"Beluau hebat dan ahli dalam totok pengobatan, kita berterima kasih kepada beliau menyempatkan diri dengan iklas berbagi ilmu kepada para disabilitas," ujarnya.
Ketua DPW Muhammadiyah Kalsel H Tajuddin Noor juga menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi bagi kegiatan ini untuk para kaum disabilitas.
"Kami di Muhammadiyah memang memiliki program melalui MPM bagi pemberdayaan bagi kaum disabilitas ini, kita harap membabtu mereka bisa mandiri," ucapnya.
Menurut dia, MPM Kalsel sudah melaksanakan program ini dengan aktif dan baik di bawah kepemimpinan H Hesly Junianto, hingga banyak kaum disabilitas yang dibina untuk mereka bisa menjalani hidup tetap semangat dan berdaya saing.
"Program ini terus berlanjut, tidak hanya disabilitas tuna netra, tapi tuna lainnya," kata Tajuddin Noor.
Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kota Banjarmasin Hamsani menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada MPM Muhammadiyah atas perhatian kepada nasib mereka ini.
"Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, pasein untuk pijat sangat kurang, moga dengan kegiatan ini, kita bisa memiliki keahlian dan variasi baru dalam memijat, hingga banyak yang membutuhkan jasa kita," ujarnya.
Dia menyampaikan, kegiatan atau usaha anggota Pertuni Kota Banjarmasin memang sebagai besar pada jasa pijat, di mana profisi ini membantu bagi keberlangsungan hidup mereka tidak harus tergantung dengan orang lain untuk dikasihani.
"Moga kami terus bisa mandiri, kami berterima kasih kepada semua yang sudah membantu," papar Hamsani.