Kotabaru (ANTARA) - Kalangan Legislatif Kabupaten Kotabaru akan mengundang para pemangku kepentingan (stakeholder) membahas masih rendahnya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga kini, sehingga dikeluhkan petani Bumi Saijaan.
Ketua DPRD Kotabaru, Syairi Mukhlis mengaku prihatin atas kondisi harga TBS sawit yang dalam setahun terakhir ini relatif rendah, sehingga belum berdampak pada perbaikan kesejahteraan bagi petani.
"Kita sangat memahami kondisi yang dialami para petani sawit yang hingga kini masih mengalami harga TBS yang rendah," kata Syairi saat ditemui di ruang kerjanya.
Padahal lanjut dia, dalam kebijakan penentuan harga yang melibatkan pemerintah daerah melalui instansi terkait, standar harga TBS sawit sudah diatur dengan pertimbangan sejumlah komponen yang mempengaruhinya dengan kisaran harga yang normatif.
Dan jika melihat perkembangan harga CPO (crude palm oil) di pasar nasional dan internasional, diketahui relatif stabil walaupun ada fluktuasi tapi tidak signifikan.
Namun kenyataan di lapangan, politisi PDIP ini mengaku heran, pasalnya harga yang smapai ke petani justru masih cukup rendah yang dinilai tidak sebanding dengan biaya operasional.
Oleh karenanya perlu ditelusuri, di titik mana terjadinya miss (ketidak sinkronan), adanya disparitas (perbedaan harga) antara di hulu dan hilir dalam perdagangan komoditas sawit ini.
"Kita akan undang semua pihak, eksekutif melalui dinas-dinas terkait, asosiasi dan perwakilan petani sawit untuk membahas permasalahan ini, tujuannya agar ada solusi terbaik dalam perbaikan harga TBS sawit sehingga berdampak pada kesejahteraan petani," tandas Syairi.
Sementara dari pantauan di sejumlah daerah Kotabaru rata-rata harga TBS sawit rakyat relatif rendah dikisaran Rp700 hingga Rp800 per kg, dibanding beberapa tahun sebelumnya yang stabil dikisaran harga Rp1.000 hingga Rp1.500 per kg.
Abu Ali, salah seorang oetani sawit di Kecamatan Kelumpang Selatan menuturkan, harga sawit sudah terpuruk sejak setehaun terakhir, bahkan sampai di tingkat petani Rp450 per kg.
"Sekarang sudah ada peningkatan sekitar Rp750 per kg, semoga pemerintah termasuk para wakil rakyat bisa memperjuangkan harga sawit di tingkat petani normal di kisaran Rp1.500 per kg," harapnya.