Amuntai (ANTARA) - Tim soveyor Kementerian Kesehatan RI yang melakukan 'pemotretan' terhadap status akreditasi puskesmas (re-akreditasi) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan menyarankan perubahan cara pandang jajaran kesehatan tentang puskesmas agar lebih banyak pasien berkunjung untuk berobat ke puskesmas.
"Kita harus merubah cara pandang kita, jika dulu masyarakat memplesetkan istilah puskesmas melalui akronim pusing, keseleo dan masuk angin, sekarang puskesmas harus menjadi pusat kesenangan masyarakat," ujar anggota tim soveyor re akreditasi puskesmas H.Mursidi di Amuntai, Kamis.
Mursidi yang bekerja di Dinkes Provinsi Kalsel ini mengatakan tantangan puskesmas tidak hanya melengkapi program, kelengkapan tenaga medis dan obat-obatan, namun juga mampu membuat pasien senang berkunjung dan berada di puskesmas.
Mursidi menyanpaikan hal ini saat bertemu dengan jajaran Puskesmas Amuntai Selatan dalam rangka re-akreditasi puskesmas tersebut selama tiga hari sejak Kamis (19/9).
"Suasana puskesmas harus dibikin sedemikiam rupa agar pasien betah berkunjung dan berada di puskesmas," tandasnya.
Selama ini, lanjutnya, puskesmas masih mencitrakan sesuatu yang 'serem' karena terkait jarum suntik, obat-obatan, operasi, rawat inap, IGD dan lainnya, hal ditambah penggunaan sarana dan alat yang kurang menyenangkan seperti sprei dan tirai putih diruang pasien.
Salah satu upaya membuat pasien betah berada di puskesmas adalah dengan melengkapi fasilitas puskesmas misalnya sarana toilet yang memadai.
"Jangan sampai toilet untuk petugas dan pasien tergabung karena minim sarana toilet yang ada, saya lihat puskesmas Amuntai Selatan harus membenahi ini," katanya.
Sarana lainnya, seperti ruang tunggu yang nyaman, televisi, ruang bermain anak dan ruang menyusui bayi.
Namun tim sorveyor juga melihat beberapa upaya telah dilakukan pihak puskesmas Amuntai Selatan untuk menjadikan suasana puskesmas jadi indah dan menyenangkan.
Kepala Puskesmas Amuntai Selatan Muhamaad Yamani mengatakan, dalam dua tahun terakhir sejak terakriditasi pada 2016 pihaknya memang melakukan peningkatan sarana dan prasarana puskesmas.
"Kita membangun gerbang masuk, pengecatan ruangan, memperindah beberapa sudut bangunan seperti taman, anak tangga kelantai atas dan lainnya," katanya.
Bahkan baru-baru ini, Puskesmas Amuntai Selatan juga melengkapi diri dengan teknologi layanan online. Sejak pasien tiba menekan layar antrian sudah terkonekasi dengan semua bidang dan poli layanan.
Diakui Yamani jika ruangan pelayanan puskesmas sudah agak sempit perlu diperluas kehalaman depan karena pada bagian belakang gedung tanah milik masyarakat.
Ruang tunggu pasien dan beberapa ruang pelayanan agak sempit, dimana setiap senin biasanya pasien membludak karena bertepatan dengan hari pasar, warga dari beberapa desa datang ke pasar sekaligus berobat ke puskesmas.
"Rata-rata kunjungan pasien sebanyak 30 pasien per hari, jumlah membludak saat hari pasar setiap Senin," katanya.
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada pengunjung, dilakukan beberapa pelayanan plus kepada pasien dan pengunjung seperti menyediakan minuman jamu gratis setiap kamis.
Wilayah yang menjadi cakupan layanan puskesmas Amuntai Selatan seluas 76,75 kilometer persegi terdiri 30 desa, 8.250 kepala keluarga atau 29.515 jiwa.
Yamani berharap melalui kegiatan re-akreditasi oleh tim soveyor Kemenkes RI bisa meningkatkan status akreditasi Puskesmas Amuntai Selatan dari madya menjadi utama bahkan paripurna.
Pasien harus senang berkunjung ke puskesmas
Kamis, 19 September 2019 21:08 WIB
Kita harus merubah cara pandang kita, jika dulu masyarakat memplesetkan istilah puskesmas melalui akronim pusing, keseleo dan masuk angin, sekarang puskesmas harus menjadi pusat kesenangan masyarakat,