Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Martinus mengatakan saat ini kondisi Jembatan Antasari Kota Banjarmasin relatif sangat memprihatinkan karena rangka bawah bangunan itu keropos.
Menurut Martinus di Banjarmasin, Rabu, usia Jembatan Antasari kurang lebih 50 tahun sehingga harus segera dibongkar dan diganti dengan jembatan atau material baru.
"Kami telah melakukan evaluasi terhadap beberapa jembatan di Banjarmasin, salah satunya Jembatan Antasari, yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan, sebagian besi bawah jembatan telah keropos," katanya mengaskan.
Pemerintah Provinsi Kalsel, kata dia, telah mengusulkan renovasi atau pembangunan ulang jembatan tersebut, dan dananya disetujui pada tahun 2014.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, selama jembatan tersebut belum direnovasi, pihaknya terus melakukan pemeliharaan sehingga daya tahan jembatan bisa hingga 2014.
"Kalau dari hasil evaluasi kami, jembatan masih bisa dimanfaatkan selama 2013. Namun, pada tahun 2014 sudah harus dibongkar, bila tidak, harus dilakukan pemeliharaan lebih maksimal," katanya.
Apalagi, kata Martinus, saat ini kondisi jembatan sudah tidak bergerak lagi, artinya sebagian besar bahan bangunan yang ada telah mati sehingga kondisi tersebut akan sangat membahayakan.
"Bila jembatan tidak bergerak, akan mudah runtuh karena tidak lentur lagi," katanya.
Dana yang diperlukan untuk pembangunan Jembatan Antasari tersebut, kata dia, sekitar Rp60 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Martinus berharap Pemerintah Kota Banjarmasin bisa mendukung penuh rencana pembangunan jembatan tersebut, terutama untuk pembebasan lahannya.
Dikatakan Jembatan Antasari rencananya akan diperluas dan diperpanjang untuk menyesuaikan peningkatan arus lalu lintas di Banjarmasin.
Dampak pembangunan Jembatan Antasari, tambah Martinus, antara lain, pembebasan beberapa rumah toko yang ada di sekitar pasar Taman Sari, yang progresnya harus dimulai saat ini.
Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Balai Besar Pembangunan Jalan dan Jembatan Kalimantan, mengucurukan dana hingga Rp1,3 triliun, untuk pembangunan infrastruktu Kalsel. Jumlah tersebut naik dibanding 2012 yang hanya sekitar Rp500 miliar.
 Kenaikan anggaran tersebut, diharapkan akan mempercepat laju pembangunan infrastruktur Kalsel yang selama ini dinilai relatif cukup lambat dibandingkan daerah di wilayah Jawa dan Sumatra dan beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Â
