Banjarmasin (ANTARA) - Tim pengelola Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kabupaten Balangan mempelajari penanganan sampah yang ditangani Kota Banjarmasin yang volume sampahnya puluhan lipat lebih banyak dari sampah di Balangan.
Kepala TPA Batu Merah Balangan Halimurrasyid saat mengunjungi TPA Basirih milik Pemkot Banjarmasin, Jumat mengungkapkan, volume sampah di kabupatennya maksimal mencapai 30 ton perhari sedagkan di Kota Banjarmasin lebih dari 350 ton perhari yang masuk ke TPA.
Meski ada perbedaan volume sampah ini, lanjut dia, namun penanganannya tidak akan jauh beda, hingga pihaknya perlu mempelajari TPA yang lebih tua ini.
"Daerah kita masuk kabupaten termuda di provinsi ini, Banjarmasin adalah kota tua paling tua di provinsi ini, sehingga lebih berpengalaman dalam hal penanganan sampah, khususnya di daerah TPA, sehingga bisa meraih penghargaan Adipura," tuturnya.
Disebutkan Halimurrsyid, penanganan sampah di Kabupaten Balangan juga terus ditingkatkan, sehingga kedepannya bisa meraih penghargaan Adipura.
"TPA Batu Merah ini adalah warisan dari Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), dari induk Balangan sebelum dimekarkan, luasnya pun hanya sekitar 9 hektare," paparnya.
Diungkapkan Halimurrasyid, pihaknya ingin mengetahui penanganan TPA Basirih untuk menangani sampah dengan peralatan yang ada di lahan yang mencapai hampir 40 hektare tersebut, karena TPA Batu Merah minim ada alat berat yang memadai.
"Kita dapatkan informasinya, di TPA Basirih ini untuk alat berat berupa eksavator mencapai 5 unit, belum lagi alat berat lainnya, ternyata ini memang sangat diperlukan," tuturnya.
Namun bedanya di TPA Basirih dan TPA Batu Merah, lanjut dia, adalah dalam hal pengelolaan pasukan kuning atau petugas kebersihan, di TPA Basirih terpisah, sedangkan TPA Batu Merah satu pengelolaan.
"Tapi memang petugas kebersihan di Kabupaten Balangan hanya mencapai 160 orang, sedangkan di Banjarmasin lebih 1.000 orang," ujarnya.
Sisi lainnya, kata Halimurrasyid, TPA Basirih memang jor-joran dalam hal pengadaan armada sampah, hingga ada ratusan armada truk sampah yang cukup baik, sedangkan di TPA Batu Merah hanya memiliki banyak 8 unit truk pengangkut sampah, itupun sudah berumur.
"Ini juga catatan kita yang akan dilaporkan kepimpinan, sebab penanganan sampah tersebut sangat penting dilakukan, khususnya di daerah TPA, agar bisa meraih Adipura," paparnya.
Untuk pengembangan lain di daerah TPA Batu Merah kedepannya, kata Halimurrasyid, pihaknya akan membuat segala inovasi dan kreativitas untuk membuat TPA tersebut sebagai tempat edukasi bagi pelajar dan mahasiswa.
"Kita sangat tertarik juga dengan TPA yang dimiliki Kabupaten Banjar, kita bertekad TPA kita kedepannya menjadi yang terbaik di provinsi ini, bahkan di Indonesia," pungkasnya.