Jakarta (ANTARA) - Massa aksi yang ricuh di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI kini terkonsentrasi di Jalan Wahid Hasyim arah Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Rabu malam.
Sejak kerusuhan di depan Gedung Bawaslu pecah kembali pada pukul 20:15 WIB, massa yang menyerang petugas dengan lemparan batu, botol, petasan dan bom molotov dari arah Jalan Wahid Hasyim arah Tanah Abang, kini sejak pukul 23:00 WIB beralih ke arah Sabang.
Beberapa kali terlihat massa menembakkan petasan kembang api ke arah barikade petugas dan mereka mempertahankan diri dengan papan marka jalan dan beberapa kali terlihat ada yang membawa tameng polisi yang mereka sempat ambil dari petugas.
Kobaran api juga beberapa kali terlihat dari arah titik kumpul massa, namun water cannon dengan sigap memadamkannya.
Terdengar juga pukulan bedug dari arah konsentrasi massa tersebut, namun tidak diketahui apakah itu adalah bedug dari kumpulan massa atau dari masjid terdekat.
Dalam kerusuhan tersebut, pos polisi yang terletak di tengah persimpangan Sarinah menjadi objek pembakaran massa.
Polisi juga mengamankan delapan orang yang diduga anggota massa aksi dengan satu orang di antaranya dalam keadaan luka berat yang dimasukkan ke mobil tahanan dan mobil medis untuk kemudian diarahkan ke Mapolda Metro Jaya.
Dari informasi yang beredar, satu orang pewarta dari Tagar.id juga ikut diamankan karena dianggap melakukan hal yang berlebihan.
Hingga saat ini belum ada konfirmasi baik dari media yang bersangkutan ataupun pihak kepolisian mengenai kabar tersebut.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya merilis sudah ada 257 massa aksi di Bawaslu pada 22 Mei 2019 yang berakhir ricuh, diamankan oleh petugas kepolisian.
Hingga berita ini ditulis, pasukan keamanan sendiri masih bersiaga di depan Gedung Bawaslu menghadap ke Monas dan Bundaran HI dengan jarak sekitar 100 hingga 200 meter dari gerbang Bawaslu, untuk menghalau massa yang kemungkinan mendekat dari empat arah.
Massa kini terkonsentrasi di Jalan Wahid Hasyim arah Sabang
Kamis, 23 Mei 2019 0:13 WIB