Ujoh Bilang, Mahakam Ulu (ANTARA) - Hari Ulang Tahun Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) ke-6 yang bakal digelar pada 20 Mei 2019 akan diwarnai dengan nikah massal secara adat (Dange Hawaq) dengan peserta tidak terbatas, karena siapa saja yang berminat bisa mendaftarkan diri ke panitia.
“Dange Hawaq merupakan upacara adat bagi masyarakat Dayak Subsuku Bahau, salah satu subsuku terbesar di Mahulu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mahulu, Kristina Tening di Ujoh Bilang, Sabtu.
Dalam nikah secara adat bagi masyarakat Bahau dikenal ada dua kegiatan, yakni nikah secara adat kecil, kemudian jedah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian, dilanjutkan dengan nikah adat besar atau yang dikenal dengan upacara Dange Hawaq.
Bagi masyarakat Bahau, lanjut Tening, jika ada pasangan yang belum melakukan Dange Hawaq, maka hal itu dianggap sebagai hutang, sehingga harus dibayar atau dilaksanakan meski pasangan tersebut sudah punya beberapa anak, bahkan sudah menjadi kakek nenek sekalipun.
Untuk itu, pihaknya akan menggelar nikah massal yang dirangkai dalam HUT Mahulu mendatang, karena biaya untuk Dange Hawaq itu cukup besar sehingga bisa jadi ada pasangan atau keluarga yang belum mampu, sehingga nikah massal ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi mereka.
Selain nikah massal, agenda yang tidak kalah menarik dalam HUT mendatang antara lain adanya beberapa pentas seni daerah, kemudian kehadiran sekitar 50 pemerintah kampung yang akan ambil bagian dalam pameran dengan menempati gerai-gerai yang disiapkan oleh panitia.
Masing-masing pemerintah kampung akan memamerkan keunggulan lokal yang selama ini diproduksi oleh masyarakat setempat, seperti hasil pertanian unggulan, hasil kerajinan tangan, potensi sumberdaya alam, hasil pembangunan, hasil pelathan, dan hasil pemberdayaan masyarakat.
Ia menturkan bahwa produk unggulan yang akan dipamerkan tidak harus berupa barang, namun bisa berupa foto maupun video yang menjelaskan tentang beberapa kegiatan di kampung, sehingga keberhasilan di masing-masing kampung ini bisa dilihat masyarakat luas.
“Gerai yang disiapkan panitia dalam HUT nanti akan diisi oleh organisasi perangkat daerah, lembaga nonpemerintah, pemerintah kampung, dan organisasi lain yang ingin berpartisipasi,” katanya.
Untuk gerai yang akan diisi pemerintah kampung, lanjutnya, koordinasinya ada di bawah masing-masing kecamatan, sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pertemuan dengan kecamatan guna membahas teknis gerai yang akan ditempati oleh 50 kampung.
“Dange Hawaq merupakan upacara adat bagi masyarakat Dayak Subsuku Bahau, salah satu subsuku terbesar di Mahulu,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mahulu, Kristina Tening di Ujoh Bilang, Sabtu.
Dalam nikah secara adat bagi masyarakat Bahau dikenal ada dua kegiatan, yakni nikah secara adat kecil, kemudian jedah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian, dilanjutkan dengan nikah adat besar atau yang dikenal dengan upacara Dange Hawaq.
Bagi masyarakat Bahau, lanjut Tening, jika ada pasangan yang belum melakukan Dange Hawaq, maka hal itu dianggap sebagai hutang, sehingga harus dibayar atau dilaksanakan meski pasangan tersebut sudah punya beberapa anak, bahkan sudah menjadi kakek nenek sekalipun.
Untuk itu, pihaknya akan menggelar nikah massal yang dirangkai dalam HUT Mahulu mendatang, karena biaya untuk Dange Hawaq itu cukup besar sehingga bisa jadi ada pasangan atau keluarga yang belum mampu, sehingga nikah massal ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi mereka.
Selain nikah massal, agenda yang tidak kalah menarik dalam HUT mendatang antara lain adanya beberapa pentas seni daerah, kemudian kehadiran sekitar 50 pemerintah kampung yang akan ambil bagian dalam pameran dengan menempati gerai-gerai yang disiapkan oleh panitia.
Masing-masing pemerintah kampung akan memamerkan keunggulan lokal yang selama ini diproduksi oleh masyarakat setempat, seperti hasil pertanian unggulan, hasil kerajinan tangan, potensi sumberdaya alam, hasil pembangunan, hasil pelathan, dan hasil pemberdayaan masyarakat.
Ia menturkan bahwa produk unggulan yang akan dipamerkan tidak harus berupa barang, namun bisa berupa foto maupun video yang menjelaskan tentang beberapa kegiatan di kampung, sehingga keberhasilan di masing-masing kampung ini bisa dilihat masyarakat luas.
“Gerai yang disiapkan panitia dalam HUT nanti akan diisi oleh organisasi perangkat daerah, lembaga nonpemerintah, pemerintah kampung, dan organisasi lain yang ingin berpartisipasi,” katanya.
Untuk gerai yang akan diisi pemerintah kampung, lanjutnya, koordinasinya ada di bawah masing-masing kecamatan, sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pertemuan dengan kecamatan guna membahas teknis gerai yang akan ditempati oleh 50 kampung.
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Ganet Dirgantara