Sebagian petani di Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, hingga saat ini dalam membersihkan lahan masih dengan cara dibakar untuk menghemat biaya.
Pantauan ANTARA Minggu, hektaran areal pertanian di sejumlah daerah di dua kabupaten tersebut yang masih berupa semak belukar selama musim kemarau ini dibabat dan dibakar.
"Membakar cara paling mudah dan murah tanpa mengeluarkan biaya tinggi," kata seorang petani Yono.
Selain murah, kata dia, abu hasil pembakaran semak belukar juga bisa dijadikan pupuk tanaman saat musim hujan, membantu mengurangi biaya pembelian pupuk.
Hektaran lahan yang sudah dibakar tersebut berada di sejumlah daerah, diantaranya, di Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, Kelumpang Hulu, Kelumpang Hilir, Kabupaten KOtabaru.
Serta Kecamatan Kusan Hulu, Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, dan Angsana.
Sementara itu, Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan terus mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan di provinsi tersebut, seiring masim kemarau panjang tahun ini.
"Apalagi Kalsel seperti saat ini, terdapat 257 titik api (hotspot) yang tersebar pada sejumlah kabupaten/kota, termasuk kawasan hutan," ujar Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) provinsi setempat Rakhmadi Kurdi, di Banjarmasin, Kamis (13/9).
Ia menyatakan, berkat kewaspadaan dan antisipasi, ia bersyukur hanya beberapa hektare kawasan hutan Kalsel yang terbakar pada musim kemarau tahun ini.
"Kita berharap kewaspadaan terus ditingkatkan dan antisipasi dilakukan agar kebakaran kawasan hutan jangan makin bertambah banyak," lanjutnya menjawab ANTARA Kalsel lewat telepon seluler.
Berdasarkan hasil pemantauan Dishut Kalsel sejak awal musim kemarau tahun ini sampai sekarang, baru terjadi kebakaran kawasan hutan pada dua titik.C
Petani Bersihkan Lahan Dengan Dibakar
Minggu, 7 Oktober 2012 13:40 WIB