Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Upaya Dinas Perikanan Kabupaten Tabalong mengembangkan budidaya ikan keramba di wilayah Selatan terkendala menurunnya kualitas Sungai Tabalong.
Kepala Bidang Perikanan Dinas Perikanan Kabupaten Tabalong Lisa Anggeraini menyampaikan kondisi ini menyebabkan ratusan keramba terlantar dan pembudidaya ikan menghentikan usahanya.
"Selain kualitas Sungai Tabalong menurun, kandungan Koi Herves Virus juga menjadi kedala budidaya ikan keramba," jelas Lisa.
Lisa mengakui ada sejumlah pembudidaya yang tetap bertahan dengan mengembangkan jenis ikan seperti nila meski beresiko rugi karena rendahnya kualitas sungai.
Selanjutnya Dinas Perikanan setempat terus mengupayakan peningkatan produksi ikan melalui budidaya ikan kolam terpal.
Budidaya kolam terpal bulat salah satunya jadi alternatif pengembangan ikan air tawar seperti Papuyu (Betok), Lele, Patin, Gurami dan Sapat Siam.
"Tahun ini kita mengalokasikan dana untuk pengembangan budidaya ikan kolam terpal," jelas Lisa.
Menurut Kasi Perikanan Rahmani pembuatan kolam terpal berbentuk bulat tidak membutuhkan dana cukup besar, untuk diameter 3 meter sekitar Rp3 juta.
"Kolam terpal dengan diameter 3 meter dapat menampung 1.000 benih ikan papuyu dengan produksi capai 40 kilogram," jelas Rahmani.
Di Kabupaten Tabalong sendiri budidaya ikan kolam terpal mulai dikembangkan sejak 2011 di tujuh desa.
Diantaranya di Desa Pampanan dan Desa Tamunti, Desa Habau Hulu, Desa Bungin , Desa Padangin dan Desa Binturu.
Pengembangan ikan keramba terkendala kualitas sungai
Selasa, 5 Februari 2019 13:21 WIB
Selain kualitas Sungai Tabalong menurun, kandungan Koi Herves Virus juga menjadi kedala budidaya ikan keramba