Konsumsi gula warga Kalimantan Selatan jauh diatas rata-rata nasional yaitu 1,35 kilogram per bulan per orang sedangkan nasional hanya satu kilogram per bulan per orang.
Kepala Dinas Perindustrin dan Perdagangan Kalimantan Selatan Farida Wariansi di Banjarmasin, Senin mengatakan, kelebihan konsumsi gula tersebut membuat kebutuhan gula di provinsi kaya sumber daya alam ini menjadi cukup tinggi.
Kebutuhan gula Kalsel, kata dia, mencapai 10 ribu ton per bulan, yaitu lima ribu ton untuk konsumsi rumah tangga dan sisanya untuk industri.
"Warga Kalsel merupakan penyuka manis, sehingga sedikit ada gangguan distribusi gula sudah langsung bergejolak," katanya.
Tingginya ketergantungan warga Kalsel terhadap gula, kata dia, membuat gula menjadi komodite kedua sebagai penyebab inflasi di Kalsel, bila sampai terjadi kelangkaan maupun gangguan distribusi.
Menghindari ketergantungan tersebut, Farida berharap masyarakat Kalsel bisa mengurangi konsumsi gula, selain untuk menjaga stabilitas ekonomi juga demi kesehatan masyarakat.
Sejak Mei, kata Farida, harga pokok produksi gula nasional naik dari Rp6.600 menjadi Rp8.100 per kilogram, dengan demikian harga gula di pasaran kini naik menjadi Rp13.000 per kilogram.
"Hari ini harga gula sudah Rp13 ribu, karena distributor menjual dengan harga cukup tinggi," katanya.
Menurut Farida, harga Rp8.100 tersebut merupakan harga HPP, sedangkan harga lelangnya menjadi Rp10.550 per kilogram ditambah ongkos kirim, sehingga harga sampai di Banjarmasin bisa mencapai Rp11 ribu lebih.
Dengan demikian, kata dia, bila kini harga gula di pasaran Rp13.000 per kilogram menjadi wajar, karena kenaikan terjadi mengikuti keputusan pemerintah pusat.
Apalagi, kata dia, saat ini pemerintah mengurangi import bahan baku gula rafinasi, sehingga membuat harga gula rafinasi juga ikut mahal di pasaran.
"Makanya salah satu langkah bijak yang harus dilakukan masyarkat untuk mengurangi kebutuhan gula, dan untuk menjaga kesehatan, adalah dengan mengurangi konsumsi gula," katanya.
Tentang stok gula, kata Farida, hingga kini masih relatif aman, dari pendataan di lapangan dan di beberapa distributor, stok gula masih sekitar 4.500 ton dan di perjalanan masih 4 ribu ton.
Dengan demikian, diharapkan, hingga puasa mendatang, stok gula Kalsel masih cukup aman dan tidak terjadi kenaikan signifikan.
"Kita akan selalu upayakan untuk mendapatkan stok gula sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kalsel, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat," katanya.C