Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) Dr Sukarni berpendapat, koperasi yang menggunakan asas gotong royong hampir sama dengan sistem atau prinsip ekonomi syariah.
Pendapat akademisi yang dulu bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari itu saat menjelang berbuka puasa bersama Perhimpungan Keluarga Besar Pelajar Indonesia (KB-PII) Kalsel di CAFE NOSTALGIA Banjarmasin, Selasa sore.
Oleh karenanya laki-laki asal Limpasu-pinggiran Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu menyayangkan koperasi yang merupakan gagasan almarhum Mohammad Hatta (Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia) tersebut kurang berkembang belakangan ini.
Padahal dengan sistem koperasi tersebut, menurut dia bisa mengantarkan ekonomi kerakyatan yang lebih maju dan menjadi "soko guru" perekonomian Indonesia.
Selain itu, dengan koperasi (asalkan dengan pengelolaan yang baik dan benar) bisa mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat Indonesia, karena menganut sistem ekonomi sosial, bukan komersial, lanjutnya.
Berkaitan dengan bahaya laten komunis atau Partai Komunis Indonesia (PKI), dosen pengasuh hukum Islam itu tidak terlalu cemas atas kemungkinan terjadinya perubahan ideologi ataupun kepercayaan.
"Namun yang perlu kita khawatirkan pengusaan ekonomi Indonesia atau umat oleh orang lain," ujar Sukarni yang juga mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) itu.
Sebagaimana hasil penelitian mantan seorang biarawati dari Inggris yang menyatakan motivasi perang/penjajahan karena masalah ekonomi, lanjutnya.
Acara berbuka puasa KB-PII Kalsel tersebut merupakan kedua kali pada Ramadhan 1439 Hijriah, sebagai tuan rumah keluarga HM Hatta Mazanie SH (mantan Wakil Bupati Barito Kuala, Kalsel) bersama istrinya Dr Hj Ratna.
Sebelumnya buka puasa pertama kali KB-PII Kalsel, 25 Mei lalu pada tempat yang sama selaku tuan rumah ustad H Chairani Idris (Ketua Umum KB-PII provinsi tersebut) bersama H Syamsuri Jingga.
Koperasi hampir sama sistem ekonomi syariah
Rabu, 30 Mei 2018 2:41 WIB
Namun yang perlu kita khawatirkan pengusaan ekonomi Indonesia atau umat oleh orang lain