Paringin, (Antaranews Kalsel) - Siring luar proyek Bendung Pitap yang didanai melalui APBN, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II, ambruk.
Pelaksana Utama PT Brantas Abipraya - PT Ashfri (KSO) Joko Riyanto didampingi Staff Operasi, Medio, membenarkan bahwa siring luar Bendung Pitap ambruk sekitar 20 meter.
"Ambruknya sudah lama, mungkin sudah memakan waktu sekitar seminggu lebih. Itu akibat dari kikisan air, mungkin karena intensitas hujan yang tinggi," ujarnya.
Dikatakan dia, sebelumnya memang pondasi dan siring tersebut sudah banyak yang retak, sehingga tak mampu menahan beban tanah.
"Memang siring luarnya sudah banyak yang retak dibagian pondasi bawah, sehingga kita upayakan untuk melakukan perbaikan terhadap siring yang ambruk dan yang retak dengan melakukan perencanaan yang matang serta mengkoordinasikan dengan pihak konsultan, agar tidak terjadi ambruk lagi," jelasnya.
Meskipun terbilang tidak mempengaruhi Bendungan Pitap itu sendiri, namun siring sayap luar berfungsi untuk menahan kikisan air pada sisi tanah.
Pembangunan Irigasi tersebut, bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian terutama pangan khususnya beras, menyediakan lapangan kerja baru bagi masyarakat serta mewujudkan ketahanan pangan.
Daerah Irigasi (DI) Pitap merupakan salah satu rencana pengembangan areal irigasi baru yang terletak di Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Balangan sebelah utara kota Banjarmasin sebagai Ibu Kota Propinsi.
Dalam rangka menunjang ketahanan pangan Nasional, Pemerintah Republik Indonesia mulai TA 2004 membangun Bendung dan jaringan irigasi Pitap. Daerah Pitap mempunyai potensi untuk ditingkatkan dari irigasi tadah hujan menjadi daerah irigasi teknis, dengan membuat Bendung pada sungai Pitap dan Jaringan Irigasinya.
Dengan dibangunnya Bendung DI Pitap diharapkan dapat mengairi sawah seluas lebih kurang 4.000 hektare dan juga meningkatkan produksi pangan dengan menggunakan sistem tanam dua kali dalam satu tahun.
Rinciana Dana
Tahun Anggaran 2004 pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp11 Miliar lebih, tahun anggaran 2005 Rp14 Miliar lebih dan 2006 sebesar Rp22 miliar lebih.
Selanjutnya, 2007 Rp19 miliar lebih, tahun anggaran 2008 Rp9 Miliar lebih, 2011 Rp22 Miliar lebih, 2016 Rp85 miliar lebih.
Irigasi tersebut dibangun dengan konstruksi beton bertulang.
Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan pembangunan Bendung DI Pitap Kabupaten Balangan dilaksanakan berdasarkan anggaran dana yang tersedia per tahun anggaran dengan rincian pekerjaan sebagai berikut
Tahun Anggaran 2004 pembangunan pondasi tubuh bendung Pembangunan sebagian mercu bendung, 2005 pembangunan mercu bendung lebih kurang 31 meter, Pembangunan stiling basin, Pembangunan retaining wall hilir kanan dan kiri, Pembangunan apron bendung, Pembangunan sebagian pondasi pembilas.
Tahun anggaran 2006 penyelesaian mercu bendung, pembangunan retaining wall hulu kanan dan kiri, penyelesaian pilar bangunan pembilas, penyelesaian sayap miring proteksi sungai hilir kanan, Pembuatan beton matras, Pekerjaan pintu intake kanan dan pembilas bawah.
Tahun anggaran 2007, penyelesaian retaining wall hulu kanan kiri, Pembangunan saluran intake kiri, Pembangunan saluran outlet kanan, Pekerjaan pintu intake kiri, Pekerjaan maintrashrack.
Tahun anggaran 2008 Penyelesaian sandtrap, pembangunan tanggul penutup, penyelesaian sayap miring proteksi sungai hilir kiri, Penyelesaian elektrikal pintu, Pembangunan rumah pintu,rumah genset,dan rumah jaga., Jaringan Irigasi.
Dilanjutkan pada tahun anggaran 2011 penyelesaian sandtrap, pembangunan tanggul penutup, penyelesaian sayap miring proteksi sungai hilir kiri, jaringan irigasi, bangunan air.
Kemudian dilanjutkan pada Tahun Anggaran 2016 Penyelesaian proses pembebasan lahan dan pembangunan fisik untuk areal saluran/jaringan irigasi sekunder dan tersier.
Bendungan Pitap sebelumnya dilaksanakan oleh PT Adhi Karya, kemudian pelaksanaan pembangunan daerah irigasi sejak tahun 2016 oleh PT Brantas Abipraya - PT Ashfri (KSO).
proyek tersebut, sempat ditinjau oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono, pada awal Oktober 2016.
Diduga, ambruknya siring di Desa Nungka, Kecamatan Awayan tersebut, karena pondasi yang tipis dan retak.