“Capaian ini menunjukkan kondisi yang relatif stabil, ditopang oleh pertumbuhan belanja negara serta kinerja positif pendapatan daerah,” kata Kepala Kantor Wilayah DJPb Kalsel Catur Ariyanto Widodo di Banjarmasin, Senin.
Baca juga: Pembiayaan UMi di Kalsel capai Rp63,76 miliar hingga November
Dia menyebutkan belanja negara di daerah ini masih tumbuh positif secara tahunan, yakni sebesar 0,26 persen.
“Pertumbuhan belanja tersebut terutama didorong oleh peningkatan Transfer ke Daerah (TKD) yang tumbuh 2,77 persen secara tahunan (yoy). TKD menjadi komponen terbesar dalam struktur belanja negara dengan kontribusi 79,80 persen atau senilai Rp29,43 triliun,” ujarnya.
Dari sisi penerimaan, Catur mengatakan pendapatan negara di Kalsel terealisasi sebesar Rp13,07 triliun atau 59,44 persen dari target Rp21,98 triliun. Penerimaan kepabeanan dan cukai mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 78,72 persen (yoy).
Sementara itu, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) regional Kalsel hingga 30 November 2025 mencatatkan surplus anggaran sebesar Rp8,67 triliun.
Baca juga: Penyaluran KUR di Kalsel tembus Rp4,61 triliun hingga November
Catur menyampaikan surplus tersebut dari realisasi pendapatan daerah yang mencapai Rp40,27 triliun atau 95,97 persen dari target.
Selain itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) tumbuh positif 6,65 persen (yoy), didorong oleh peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 25,04 persen serta pertumbuhan pajak daerah.
Adapun realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp31,59 triliun atau 62,09 persen dari pagu anggaran Rp50,89 triliun.
“Capaian tersebut mencerminkan sinergi kebijakan fiskal pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas ekonomi regional di Kalsel,” ujar Catur.
Baca juga: TKD Kalsel capai 84,18 persen dari Rp30,55 triliun per Oktober
