Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Sejumlah petani di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mengeluhkan tanaman padi mereka akhir-akhir ini diserang hama tikus sawah (Rattus argentiventer).
"Kami kewalahan untuk mengendalikan serangan tikus, yang "membabat" tanaman padi hampir setiap malam," kata seorang petani di Kecamatan Kelumpang Selatan, Ponari, di Kotabaru, Jumat.
Serangan tikus akan semakin menjadi-jadi ketika hari hujan, atau usai hujan turun. Hal itu terlihat dari bekas batang padi yang sudah terpotong-potong di bawah dan berserakan.
Untuk mengurangi serangan hama tikus, Ponari mengaku mencari kepiting sawah atau yuyu sawah (Parathelphusa convexa) untuk diasapkan dan diberi racun temik untuk meracun tikus.
Tikus-tikus sawah tersebut tidak mati apabila diberi racun sejenis klerat, hewan pengerat tersebut akan mati hanya dengan yuyu sawah yang diberi bubuk temik.
"Namun jumlah yuyu sawah yang kami peroleh sangat terbatas, sehingga tidak cukup untuk membasmi hama tikus yang ada saat ini," kata petani yang lain, yakni, Sipas.
H Hamim menambahkan, akibat serangan hama tikus, sawah yang luasnya sekitar 2.500 m2 atau seperempat hektare yang biasanya menghasilkan padi gering sekitar 30 zak - 50 zak kini hanya menghasilkan 16 zak berat sekitar 35 kg/zak.
Petani asal lamongan itu mengaku, selain diserang hama tikus, musim tanam kali ini petani menghadapi serangan hama tikus dan walang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricius, (Hemiptera:Alydidae).
"Di bawah tanaman padi serang tikus, di atas diserang walang sangit, sehingga hasil panen berkurang dibandingkan dengan musim tanam sebelumnya," tambah dia.
Maski hasilnya berkurang, namun Hamim tetap bersyukur karena masih bisa panen, sementara masih ada petani yang lain tidak bisa panen karena serangan hama.
Pejabat pelaksana Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Budi Antara, hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait serangan hama tikus dan walang sangit.