Kandangan (ANTARA) - Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan (Kalsel) H Syafrudin Noor menegaskan bahwa kegiatan Forum Pemikir Banua (FPB) bukan sekadar seremoni biasa, tetapi merupakan langkah penting upaya memperkuat kembali identitas masyarakat HSS.
“Pertemuan ini merupakan momentum kebangkitan identitas kita sebagai masyarakat HSS yang memiliki akar sejarah panjang, budaya yang luhur, serta kearifan lokal yang membentuk karakter Banua kita tercinta,” ujarnya dalam sambutan membuka FPB dirangkai presentasi rencana pengembangan kebudayaan dan revitalisasi nilai-nilai sejarah Bumi Antaludin HSS, mengutip pers rilis Diskominfo HSS, Sabtu.
Bupati mengingatkan bahwa di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi, budaya lokal semakin terpinggirkan, sejarah mulai dilupakan, dan nilai-nilai luhur masyarakat mulai memudar.
Baca juga: Festival Bamboo Rafting Loksado HSS hadirkan event pariwisata berkualitas
Oleh karena itu, menurut bupati pengembangan kebudayaan dan revitalisasi sejarah lokal adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.
Lebih lanjut, ia pun menekankan pentingnya forum ini sebagai wadah dialog dan kolaborasi antar pemerintah daerah, dengan para tokoh masyarakat.
“Melalui forum ini, kita akan saling mendengar pendapat, kritik, masukan, dan harapan dari semua pihak. Agar rencana yang kita susun benar-benar mencerminkan jati diri Banua, dan dapat terlaksana dengan optimal,” harapnya.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menghidupkan kembali nilai-nilai luhur dan kearifan lokal, yang selama ini menjadi warisan budaya masyarakat HSS.
Baca juga: Wabup HSS tekankan pentingnya pengakuan indikasi geografis kayu manis Loksado
“Mari kita galakkan kembali semangat gotong royong, rasa hormat kepada leluhur, cinta terhadap lingkungan, serta kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Ini bukan hanya untuk menghargai masa lalu, tetapi juga sebagai warisan penting bagi generasi masa depan,” tambahnya.
Adapun forum ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan musyawarah dan diskusi mengenai regulasi sosial-budaya serta nilai-nilai kepahlawanan di Bumi Antaludin yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Tepatnya pada 23 April 2025 lalu, ada beberapa rekomendasi dari pertemuan tersebut, kini ditindaklanjuti dalam bentuk audiensi dan sosialisasi lanjutan.
