Sejumlah ASN dari berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemprov Kalsel berbondong-bondong membawa sampah anorganik yang telah dipilah untuk ditukar dengan kebutuhan bahan pokok.
Baca juga: Bank Kalsel luncurkan program Bank Sampah Mas Pitung
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalsel Fathimatuzzahra di Banjarbaru, Kamis, mengapresiasi partisipasi ASN pada kegiatan tersebut guna mengurangi volume sampah anorganik.
"Kita melaksanakan tersebut secara simultan, terus-menerus sepanjang masih ada dukungan dari pihak ketiga atau siapapun itu untuk melaksanakan pilah sampah dapat sembako," kata Fathimatuzzahra.
Melalui kegiatan tersebut, Fathimatuzzahra mengharapkan seluruh elemen masyarakat menyadari sampah memiliki nilai ekonomi.
Secara sederhana, sampah bernilai Rp10 ribu dapat ditukar dengan pilihan satu liter minyak goreng, satu kilogram gula, mie instan, hingga beras.
Fathimatuzzahra menuturkan inisiatif ini tidak hanya mengurangi tumpukan sampah plastik, tetapi juga membangun kesadaran kolektif masyarakat, terutama ASN agar memiliki kepedulian terhadap sampah.
Diungkapkan Fathimatuzzahra, aksi ini pernah dilakukan di Kota Banjarmasin yang saat ini berstatus darurat sampah, akibat sanksi tegas dari Kementerian LH yang menutup Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Basirih pada awal Februari 2025.
Fathimatuzzahra menilai kegiatan Pilah Sampah Dapat Sembako, efektif dalam mengurangi volume sampah khususnya anorganik, hal itu seiring dengan semakin meningkatnya jumlah sampah plastik yang masuk ke Bank Sampah Unit dan Bank Sampah Induk, terutama Banjarmasin.
Baca juga: Menteri Hanif: Tiga kabupaten di Kalsel perbaiki tata kelola sampah
Salah satu ASN dari Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Kalsel Nisa, mengaku antusias mendapatkan mie instan setelah menukarkan sampah plastik yang tidak terpakai.
Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk menjaga lingkungan perkantoran agar senantiasa bersih.
"Berharap adanya kegiatan ini semoga berlanjut, jangan sampai berhenti agar lingkungan kita terutama perkantoran ini bersih," ujar Nisa.
Sementara, salah satu ASN Pemprov Kalsel Revina sangat senang bisa mendapatkan sembako, setelah menukarkan sampah plastik yang tidak terpakai menjadi bernilai ekonomi.
"Senang, sampah saya ditukar, mie goreng, minyak, dan gula, kalau bisa lebih sering seperti ini karena sangat bagus," ucapnya.
Berdasarkan laporan DLH Kalsel, sampah anorganik yang terkumpul mencapai 2,9 ton belum termasuk botol kaca dan rak telur.
Kegiatan serupa juga diikuti Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Banjar, guna mengurangi sampah plastik.
Baca juga: Menteri LH: Bank Sampah Sekumpul ideal diterapkan di Indonesia