Kotabaru, Kalsel (ANTARA) - Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), menyebutkan bahwa pangsa pasar domestik Indocement secara keseluruhan membaik dari 29,5 persen pada Q1 2024 menjadi 30,1 persen pada Q1 2025, dengan Jawa 37,9 persen dan luar Jawa 21,9 persen.
Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Dani Handajani, mengatakan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Peseroan) membukukan keseluruhan volume penjualan (semen dan klinker) sebesar 4.364 ribu ton pada Q1 2025, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar -184 ribu ton atau -4,0 persen.
Baca juga: Indocement kuasai 30,1 persen pasar semen di Indonesia
"Terutama disebabkan adanya pergeseran perayaan Idul Fitri selama dua minggu sehingga menyebabkan lebih banyak hari libur dan jumlah hari di mana pengiriman truk tidak dapat dilakukan di Q1 2025," katanya melalui siaran pers, dilaporkan Rabu.
Dikatakan, pendapatan Neto Perseroan sebesar Rp3,975 miliar, turun -2,6 persen diikuti oleh penurunan Beban Pokok Pendapatan menjadi -Rp2,856 miliar, turun -1,6 persen.
Keduanya sejalan dengan penurunan Volume Penjualan yang mengakibatkan marjin Laba Bruto sebesar 28,2 persen untuk Q1 2025.
Beban Usaha turun -3,3 persen menjadi -IDR 847,3 miliar, dan Beban Operasi Lain – Neto juga turun
284,6 persen menjadi -Rp18,9 miliar yang disebabkan oleh rugi kurs pada Q1 2025 dibandingkan laba kurs pada Q1 2024.
Hal ini mengakibatkan margin Laba Usaha sebesar 6,4 persen dan EBITDA sebesar 15,9 persen pada Q1 2025.
Pendapatan Keuangan – Neto yang lebih tinggi sebesar +111,6 persen pada +Rp2,6 miliar berasal dari imbal hasil suku bunga atas jumlah simpanan yang lebih tinggi.
Beban Pajak Penghasilan – Neto turun -18,3 persen pada -Rp49,0 miliar akibat pendapatan yang lebih rendah.
Terakhir, Laba Periode Berjalan adalah pada Rp210,7 miliar atau lebih rendah -11,5 persen.
Neraca Keuangan yang Kuat Indocement membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp4,2 triliun hingga 31 Maret 2025.
Permintaan semen meningkat setelah bulan puasa, meskipun terjadi kontraksi pada permintaan semen
kantong dan semen curah pada Q1 2025.
Baca juga: Wamen LH dan Sekda Jabar kunjungi Kompleks Pabrik Indocement Citeureup
Permintaan atas semen kantong terlihat lebih baik dari semen curah sejak awal tahun. Komposisi semen curah pada Q1 2025 turun di bawah 30 persen akibat permintaan yang lebih lambat dalam proyek ibu kota baru dan pemotongan anggaran infrastruktur baru baru ini.
Oleh karena itu, produk semen kantong kemungkinan akan menopang pertumbuhan permintaan semen tahun ini.
Dengan pertimbangan akan ketidak-pastian akan situasi permintaan akan semen ke depan, Indocement menerapkan pengendalian biaya yang ketat dimana hal ini sangat penting untuk bertahan
di tahun ini.
"Kami memprioritaskan konsumsi bahan bakar alternatif (AF) yang lebih banyak, sebagai salah satu inisiatif kami yang mendorong efisiensi operasional," kata Corporate Finance Manager David Halim, menambahkan.
Proyek konstruksi fasilitas bahan bakar alternatif kami di Kompleks Pabrik Grobogan berjalan dengan baik dan kami meningkatkan fasilitas konsumsi biomassa dan kami harapkan akan selesai pada semester ke-2 tahun 2025.
Sementara itu, Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan.
Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 3.700 orang.
Indocement mengoperasikan 14 pabrik milik sendiri serta dua pabrik dan satu
grinding mill dengan sistem sewa dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 33,5 juta ton
semen.
Baca juga: Indocement mengajar di SMP & SMA Terbuka
Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di
Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru,
Kalimantan Selatan; satu pabrik di Grobogan, Jawa Tengah; dua pabrik di Maros, Sulawesi Selatan,
dan satu grinding mill di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pada 2022, Indocement telah mengoperasikan 2 Pabrik Maros setelah menandatangani Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo.
Heidelberg Materials AG telah menjadi pemegang saham mayoritas Indocement sejak 2001.