Banjarmasin (ANTARA) - Dr Amalia Rezeki, ahli konservasi yang juga dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berupaya meningkatkan populasi udang galah perairan Barito di sekitaran Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan demi kesejahteraan masyarakat setempat yang bergantung pada komoditi unggulan sektor perikanan air tawar itu.
"Dalam kurun waktu lima tahun ini populasi udang galah mulai menurun dengan semakin sedikitnya perolehan nelayan akan hasil tangkapan," kata Amel, sebutan akrab Amalia Rezeki di Banjarmasin, Senin.
Dia menyebut penurunan populasi udang galah di kawasan Pulau Curiak dikarenakan masih terdapatnya nelayan yang menangkap udang galah dengan cara tidak ramah lingkungan, seperti diracun atau disetrum.
Hal ini biasanya dilakukan oleh nelayan dari luar desa setempat.
Di samping itu, menurut Amel sebelumnya kawasan Pulau Curiak juga mengalami degradasi hutan mangrove ripariannya.
Pohon mangrove rambai yang menjadi tempat berpijah udang galah telah rusak dan akar pohonnya banyak diambil untuk industri tutup botol, dan juga untuk bahan gabus pembuat bola bulutangkis, sehingga banyak pohon meranggas dan kemudian mati.
Amel menyatakan populasi udang galah yang berukuran jumbo dengan panjang mencapai 30 cm dan bercapit besar harus ditingkatkan karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber pendapatan utama masyarakat pesisir sungai Barito, di samping bertani sawah pasang surut.
Pada musim udang bertelur, Amel melakukan pelepasan kembali udang galah betina yang sedang menggendong telurnya, yang dibeli dari nelayan sebelum dijual para nelayan ke tempat pengepul.
Amel berharap kedepan jika telah tumbuh kesadaran dari nelayan akan pentingnya menjaga populasi udang galah tersebut, mereka bersedia tidak menangkap udang yang sedang bertelur.
Seiring dengan upaya pelestarian bekantan si monyet besar berhidung panjang yang menjadi ikon kebanggaan Provinsi Kalimantan Selatan, Amel dan timnya juga melakukan restorasi mangrove rambai.
Tujuannya memulihkan ekosistem mangrove rambai sekaligus untuk daya dukung habitat bekantan, mengingat pohon mangrove rambai merupakan tegakan dan pakan utama bekantan.
Dengan sistem perakarannya yang khas, juga menjadi tempat berkembang biak udang galah.
Saat ini sudah lebih dari 25.000 bibit pohon rambai ditanam di Pulau Curiak, bahkan sudah ada yang menjelma menjadi pulau kecil.
Setiap hari terlihat para nelayan mencari udang dan ikan di kawasan tersebut.
Sekarang kawasan itu menjadi spot favorit bagi nelayan setempat.
Amel bersyukur upaya keras yang dilakukan bersama timnya dari SBI foundation dan didukung oleh pemangku kepentingan yang ada, terutama masyarakat nelayan setempat, manfaatnya mulai dirasakan.
