"Keberadaan KHDTK sebagai hutan pendidikan dan pelatihan yang dikelola ULM menjadi sebuah bentuk aset berharga yang dimiliki," kata dia di lokasi KHDTK, Selasa.
Oleh karena itu, menurut rektor keberadaan KHDTK harus terus disosialisasikan agar mahasiswa paham jika ULM mempunyai aset yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lain dimanapun di Indonesia dan bahkan dunia.
"Sehingga ini bisa jadi kebanggaan tersendiri ketika mahasiswa ULM berbicara dengan mahasiswa lain di berbagai daerah ataupun negara lain," ucapnya.
Rektor berinisiatif menggelar acara urun rembuk Ormawa yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan penanaman pohon di KHDTK.
Pemilihan KHDTK sebagai tempat pelaksanaan urun rembuk ormawa sekaligus penanaman pohon bukan tanpa alasan.
Pasalnya, kawasan ini telah ditetapkan menjadi Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) sebagai hutan pendidikan dan pelatihan yang dikelola oleh ULM berdasarkan dari SK Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup No. 900/Menlhk/Setjen/PLA.0/2016 tanggal 6 Desember 2016.
Sebelumnya, hutan seluas 2.000 hektare di kawasan ini merupakan hutan pendidikan yang telah dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen ULM khususnya Fakultas Kehutanan sejak tahun 1980, salah satunya sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Kepala UPA LLB ULM Maya yang juga hadir dalam acara penanaman pohon bersama dengan Ormawa ULM mengatakan saat ini pihaknya juga memiliki prioritas untuk bisa mendapatkan SK PBPH (perizinan berusaha pemanfaatan hutan) di lahan mangrove di Kabupaten Kotabaru seluas 611 hektar.
Dia pun mengajak Ormawa melakukan kegiatan di lahan mangrove tersebut agar dapat lebih dikenal masyarakat luas jika ULM memiliki lahan mangrove sebagai satu-satunya kampus di dunia.
