Banjarbaru (ANTARA) - Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Dishut Kalsel) melaksanakan kunjungan studi tiru ke Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur (Jatim) terkait pengelolaan mangrove untuk menyukseskan program rehabilitasi hutan dan lahan khususnya di wilayah pesisir.
“Kami bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito dan Tim Kelompok Kerja Mangrove mengunjungi Persemaian Penunggul Mangrove Park di Pasuruan,” kata Kepala Dishut Kalsel Fathimatuzzahra dalam keterangannya di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu.
Baca juga: Menteri LHK kunjungi Pembangunan Persemaian Liang Anggang (PPLA) Kalsel
Dia menyebutkan kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari teknik persemaian dan pengelolaan rehabilitasi mangrove di kawasan tersebut.
“Kami mempelajari berbagai jenis tanaman mangrove yang dibudidayakan di persemaian Pasuruan. Jenis-jenis yang terdapat di persemaian ini meliputi Tinjang (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa), Api-api (Avicennia alba, Avicennia marina), Bogem (Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris), Tongke (Bruguiera parviflora), Nipah (Nypa fruticans), dan Cemara Laut (Casuarina equisetifolia),” ujarnya.
Dia menjelaskan beragam jenis ini menjadi fokus perhatian karena berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem khususnya untuk wilayah pesisir.
Menurut Fathimatuzzahra, kegiatan studi tiru ini dapat menggali ilmu dan pengalaman dari pola pembibitan yang dilakukan di persemaian Pasuruan, mempelajari bagaimana proses pembibitan mangrove yang baik agar bisa diterapkan di Kalimantan Selatan.
Baca juga: Contoh Jatim, Pemprov Kalsel kembangkan wisata bambu
Ia berharap metode yang dipelajari di Pasuruan dapat mendukung upaya Dishut Kalsel dalam merehabilitasi ekosistem mangrove terutama di wilayah pesisir.
Selain mempelajari teknik pembibitan, kata dia, rombongan juga meninjau pola tanam yang telah dilakukan di kawasan Penunggul Mangrove Park yang telah berhasil mengimplementasikan berbagai metode rehabilitasi mangrove secara efektif, termasuk tata kelola lahan pesisir dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Hasil pengelolaan ini juga memberikan wawasan baru yang dapat diadaptasi untuk meningkatkan keberhasilan program rehabilitasi di berbagai daerah.
“Kami harap kegiatan ini menjadi langkah awal kolaborasi antara Kalimantan Selatan dan Jawa Timur dalam pengelolaan mangrove. Kami sangat terinspirasi oleh program yang ada di Jawa Timur, dan semoga apa yang kami pelajari dapat meningkatkan efektivitas rehabilitasi mangrove di Kalimantan Selatan,” ujar Fathimatuzzahra.
Baca juga: Pemprov Kalsel panen perdana demplot penyuluhan beras merah