Guru Junai salah satu ulama daerah tersebut, di Barabai Rabu mengatakan, para ulama meminta bupati bekerja sama dengan dinas terkait untuk menutup seluruh warung "remang-remang" atau biasa disebut "warung jablay" yang khusus buka pada malam hari.
Keberadaan warung-warung tersebut, tambah dia, banyak menyebabkan dampak negatif dan dinilai banyak melanggar kesopanan, terutama cara berpakaian para penjaga warungnya.
"Banyak masyarakat menyampaikan kepada kami, bahwa di warung malam tersebut, banyak terjadi kemaksiatan dan perilaku-perilaku yang menimbulkan tindak kejahatan. Sehingga sangat berpengaruh terutama para pemuda dan pemudi kita," katanya.
Selain masalah warung malam, beberapa ulama lainnya, juga menyampaikan beberapa aspirasi yang terjadi di masyarakat, baik itu soal pembangunan, kebojakan pemerintah maupun masalah perekonomian.
Ketua MUI HST H Wajihuddin menyampaikan keluhan para pedagang, yang mengadu bahwa saat ini, pasar tempat mereka berjualan sepi karena berkurangnya para pembeli.
Para pedagang menduga, sepinya pasar tersebut, akibat kebijakan pemerintah daerah yang memberlakukan portal parkir atau memungut parkir dengan sistem komputerisasi.
"Banyak pedagang yang mengeluh, gara-gara portal, pasar menjadi lesu.Solusinya, mungkin pemerintah bisa melakukan uji coba dengan menyetop sementara portal parkir selama satu bulan," katanya.
Penyetopan tersebut, untuk membuktikan apakah benar sepinya pasar karena masalah portal parkir, atau karena memang faktor lain, misalnya karena kondisi perekonomian masyarakat yang sedang lemah.
Senada, H Masudi juga atas nama para tukang becak mengeluhkan tingginya gunungan saat naik ke portal parkir. "Kebanyakan tukang becak tua-tua, akibat barang bawaan yang banyak, kadang-kadang tukang becak kewalahan naik dan ada yang sampai jatuh serta terlalu laju saat turun," ungkapnya.
Bupati HST Abdul Latif mengatakan, secepatnya pemerintah akan menanggapi dan mencarikan jalan keluar terbaik dari seluruh persoalan yang disampaikan para ulama.
Tentang warung dan tempat hiburan malam yang mengundang kemaksiatan, kata dia, pemerintah telah berkoordinasi dengan Polres dan Kodim, untuk mengatasi masalah tersebut.
"Kami sekarang melakukan perekrutan ratusan anggota Satpol PP yang nantinya mereka yang akan terjun langsung kelapangan sampai ke pelosok-pelosok desa,"katanya.
Masalah portal parkir menurutnya sudah dilakukan koordinasi dengan para pedagang dan komunikasi langsung dan akan dicarikan solusi terbaik, baik untuk pedagang maupun pemerintah.
"Kebijakan ini, baru berjalan beberapa minggu, jadi berikan kesempatan beberapa bulan, karena penataan yang baik dan adanya portal parkir, sekarang pendapatan parkir sudah naik 300 persen dari sebelumnya," katanya.
Hal ini, tambah dia, tentunya meningkatkan PAD yang bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat. Sedangkan untuk gunungan naik yang tinggi, bertujuan untuk menghindari banjir, sehingga tidak cepat rusak, apalagi di gunungan tersebut, terdapat aliran listrik yang ditakutkan bisa berbahaya bagi yang lewat.