Pemkab HST tercepat capai target 100 persen layanan KB serentak di Kalsel

Pemkab HST saat menerima penghargaan kategori kabupaten tercepat mencapai target 100 persen pada pelayanan KB serentak dari BKKBN Kalsel saat kegiatan “Workshop Penguatan dan Strategi KB Pascapersalinan Tahun 2024” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Pemkab HST)

Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST) menjadi kabupaten tercepat mencapai target 100 persen pada pelayanan KB serentak di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dinobatkan oleh BKKBN Kalsel pada momen Hari Kontrasepsi Sedunia 2024.

Piagam penghargaan diserahkan Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel Farah Adibah kepada Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (PPKB) Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten HST.

“Pemkab HST juga meraih juara 2 Apresiasi Capaian Berdasarkan Target Total Pelayanan tingkat provinsi. Piagam penghargaan diserahkan pada acara Workshop Penguatan Kebijakan dan Strategi KB Pascapersalinan 2024,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (PPKB) Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten HST Masitah di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Rabu.

Dia menyebutkan penting menerapkan bagaimana praktik yang baik untuk mencapai target tercepat, yakni dengan cara sosialisasi target kabupaten, FGD time line target, dan melakukan pemantauan setiap hari terhadap target per Balai KB.

“Kemudian aksi kegiatannya dengan komitmen melakukan kerja sama antara bidang PPKB kabupaten, Dinas Kesehatan, RSUD, IBI Kabupaten, PKB/PLKB, TNI, Polri, dan kader PKK,” ucapnya.

Selanjutnya, kata Masitah, pemetaan FGD target oleh bidang PPKB Kabupaten HST, pelaksanaan di WAGS (Bidang PPKB Kab HST), respons cepat pelaksanaan lapangan (PKB/PLKB), pemantauan pencatatan serta pelaporan di NEW SIGA setiap hari respon cepat FEED BACK di WAGS (capaian/kendala di lapangan).

Dia mengatakan langkah aksi kegiatan untuk mendukung capaian target akseptor tersebut dengan menerapkan beberapa hal, yakni mengembangkan promosi dan sosialisasi berbasis budaya dan kearifan lokal, perencanaan dan pendistribusian.

“Kemudian mengembangkan strategi berimbang oleh bidan, penyuluh KB, PLKB, serta pengelola program KB,” ujar Masitah.