Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) H Husni Thamrin menyatakan rob atau permukaan air laut meningkat berpotensi menyebabkan banjir besar di wilayah berjuluk "Kota Seribu Sungai" tersebut.
"Rob atau pasang air laut berpotensi terjadinya banjir besar di Kota Banjarmasin," ujar Husni Thamrin saat dikonfirmasi ANTARA Kalsel di Banjarmasin, Jumat.
Husni Thamrin sempat mensosialisasikan peraturan perundang-undangan bersama anggota DPRD Provinsi Kalsel H Suripno Sumas di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Banjir rob menjadi keluhan dan kekhawatiran warga Banjarmasin daerah pinggiran sungai
Ia mencontohkan rob sempat melanda pada 2014 yang mengakibatkan beberapa wilayah Banjarmasin terendam air cukup tinggi terutama di daerah pinggiran atau dekat Sungai Barito dan tepi pantai Laut Jawa (Laut Indonesia).
"Ketika rob 2014, warga Banjarmasin kerepotan atau aktivitas masyarakat sedikit terganggu," ujar Husni Thamrin.
Ia menambahkan rob diakibatkan air laut pasang dengan cepat meninggi dan "pandit" (pasang turun) air mengalir yang lambat karena drainase dipenuhi sampah.
Guna mengurangi dampak rob, Husni mengimbau mengurangi lingkungan harus terjaga dengan baik, seperti drainase atau selokan tidak tersumbat karena sembarangan membuang sampah.
Selain itu, dalam membuat rumah atau bangunan lain dengan sistem urog (menimbun tanah terlebih dahulu) sehingga tak ada lagi kawasan tangkapan air. Sedangkan rob juga berpotensi menimbulkan bencana.
Baca juga: Warga Tanah Bumbu diminta waspada terhadap banjir ROB
"Padahal sudah ada Peraturan Daerah (Perda) tentang Rumah Panggung (mendirikan rumah atau membuat bangunan menggunakan tiang/tongkat) bukan ditimbun tanah, namun peraturan tersebut tidak jalan," ucap Husni.
Diketahui, letak geografis Kota Banjarmasin berada di bawah permukaan air laut sehingga termasuk rawan daerah pasang surut.