Banjarmasin (ANTARA) - Mantan Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Selatan (Kalsel) Guru Haji Tabrani Basri mengajak kaum Muslim khususnya untuk merenung, sudah benarkah kehidupan kita?
"Dengan merenung tersebut kita harapkan bisa kembali ke jalan yang benar-benar sesuai tuntunan Islam," ujar H Tabrani Basri dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Ahad.
Mantan dosen Agama Islam Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu mengatakan, orang yang paling berbahagia adalah orang yang peduli terhadap orang miskin.
Sebagai contoh dalam sebuah ceritera, seseorang yang maun menunaikan ibadah haji menbung atau berhasil mengumpulkan uang 300 dirham.
Suatu ketika istri dari orang yang mau berhaji itu sedang ngidam mencium bau aroma yang menimbulkan selera dan ingin menikmati.
Orang yang ingin berhaji itu mendatangi rumah sumber bau tersebut dan bermaksud mau membeli dengan alasan istrinya ngidam.Si empunya rumah menjawab : "barang tersebut bukan makanan tuan.
Pemilik rumah itu ternyata seorang janda miskin dengan tiga anak sudah tiga hari tidak makan bertemu bangkai himar lalu dia bakar buat mereka makan.
Mendengar penuturan janda miskin beranak tiga tersebut ,orang yang mau berhaji itu menyerahkan uang 300 dirham guna memenuhi kebutuhan si miskin.
"Tidak berhaji, orang itu meninggal dunia. Tapi Allah ganjar dengan melebihi pahala orang yang menunaikan ibadah haji," kutip Tuan Guru asal Amuntai (185 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel tersebut
Tuan Guru yang sudah berusia sekitar 86 tahun dan masih aktif memberi pencerahan ilmu agama ke berbagai tempat itu menegaskan, bahwa tugas kehidupan seorang Muslim yaitu untuk beribadah.
"Beribadah itu tidak cuma bersifat ritual seperti shalat dan peribadahan lain, tetapi menolong orang yang memerlukan juga ibadah. Begitu juga menjauhi nongkrong di pinggir jalan (karena bisa mengganggu lalu lintas umum) juga ibadah," demikian Tabrani Basri.