Perusahaan milik negara pada era kepemimpinan Direktur Utama Darmawan Prasodjo menjalankan kinerja bisnis yang positif dan pertumbuhan kinerja keuangan tahunan dan membawa perseroan mampu menempati peringkat 6 mengalahkan sejumlah perusahaan multinasional dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: PLN UP Kalselteng bagikan 200 paket daging kurban ke warga sekitar
Baca juga: PLN UP Kalselteng bagikan 200 paket daging kurban ke warga sekitar
Dirut PLN melalui keterangan tertulis Humas PT PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Kota Banjarbaru, Rabu menyebutkan, pencapaian itu menjadi tonggak sejarah bagi PLN yang telah konsisten melakukan transformasi bisnis berbasis digital secara "end to end" selama 3,5 tahun terakhir.
"Seluruh proses bisnis dijalankan secara digital mulai dari pembangkit, transmisi dan distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan dan pembayaran, hingga sistem layanan pelanggan sehingga saat ini PLN menjadi makin lincah, kokoh, dan trengginas," ujar Darmawan.
Darmawan melihat pencapaian itu didapat melalui kerja keras seluruh insan PLN yang berdedikasi penuh dan bersama-sama menjalankan tugas dengan maksimal untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia.
"Kami mengucapkan terima kasih dan mendedikasikan capaian kepada seluruh insan PLN yang memberikan maximum effort sehingga dapat mengubah proses bisnis dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi dan membuat PLN bisa mencapai titik ini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pelanggan," tutur Darmawan.
Baca juga: Punggawa PLN sukses jaga listrik andal "tanpa kedip" selama Idul Adha
Baca juga: Punggawa PLN sukses jaga listrik andal "tanpa kedip" selama Idul Adha
Tercatat, PLN meraih pendapatan sebesar USD32,01 miliar dengan raihan laba PLN menjadi USD1,44 miliar. PLN juga mencatatkan aset sebesar USD108,51 miliar dengan total serapan tenaga kerja mencapai 51.245 orang.
"Raihan positif itu tentu sejalan dengan visi PLN menjadi Top 500 Global Company. PLN berkomitmen penuh mendorong transformasi bisnis yang sejalan dengan mandat pemerintah untuk menghadirkan energi listrik yang andal dan hijau," ungkap Darmawan.
Pemimpin Redaksi Fortune Asia Clay Chandler mengatakan, fokus Fortune pada kawasan ini muncul karena Asia Tenggara semakin penting dalam ekonomi global dan diklaim berkat pergeseran rantai pasokan dan perkembangan pesat ekonomi kawasan tersebut.
"Fortune Southeast Asia 500 atau 500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Fortune mencerminkan kawasan yang dinamis dan cepat berubah, kawasan yang ekonomi intinya tumbuh jauh lebih cepat daripada Eropa atau Amerika Serikat," ucap Clay.
Sebagian karena Asia Tenggara mengambil peran yang jauh lebih penting dalam ekonomi global, tidak terkecuali karena sejumlah perusahaan multinasional Global 500 telah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan ke negara-negara Asia Tenggara, tambah Clay Chandler.
Fortune Southest Asia 500 2024 mencatat, Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan, disusul Thailand dengan 107 perusahaan. Malaysia 89 sebanyak perusahaan mengungguli Singapura dengan 84 perusahaan kemudian Vietnam 70 perusahaan, Filipina 38 perusahaan, dan Kamboja dua perusahaan.