Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel Raudati Hildayati di Banjarmasin, Selasa, menyampaikan pelestarian ini harus dilakukan karena gempuran pakaian pengantin modern.
Baca juga: KBB Bandung Raya diharapkan jadi wadah pelestarian adat budaya Banjar
Baca juga: KBB Bandung Raya diharapkan jadi wadah pelestarian adat budaya Banjar
Menurut dia, Pemprov Kalsel pun intensif menyosialisasikan untuk mengenalkan dan mempelajari tata rias baju adat pengantin Banjar tersebut agar tidak punah.
"Ini karena sudah jarang digunakan," ungkapnya.
Karenanya, ungkap Helda, sosialisasi tersebut dilakukan kajian dan digali bagi generasi muda.
Sehingga, ungkap dia, generasi muda mengetahui kekayaan budaya daerah, seperti baju adat yang menawan.
Baca juga: Bupati Banjar kenakan pakaian adat pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila
Baca juga: Bupati Banjar kenakan pakaian adat pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila
"Kita ingin mempertahankan unsur-unsur budaya dan melestarikan budaya daerah Kalimantan Selatan, sehingga nantinya mampu membangun jati diri dan memiliki nilai penting serta daya saing dalam menghadapi era globalisasi," tuturnya.
Ketua TP PKK Kalsel Raudatul Jannah mengapresiasi upaya pelestarian tata rias baju adat pengantin Banjar Nagajah Gamuling Baular Lulut ini agar tetap dikenal masyarakat.
"Ini merupakan pakaian pengantin adat Banjar yang sangat original sekali," ucap Acil Odah penggilan akrabnya.
Dia menerangkan kegiatan ini menjadi wadah untuk para "make up" artis (MUA) di Kalimantan Selatan untuk belajar dan lebih mengetahui tata rias baju pengantin adat Banjar, sehingga tidak melenceng dari pakem yang sudah ada dari warisan leluhur budaya Banjar.
Baca juga: Tingginya tingkat solidaritas perempuan dalam adat kawin di Balangan
Baca juga: Tingginya tingkat solidaritas perempuan dalam adat kawin di Balangan
Raudatul pun menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan serta Dewan Pengurus Daerah Harpi Melati Provinsi Kalimantan Selatan yang mengenalkan ,serta melestarikan pakaian pengantin adat Banjar.
"Karena ini salah satu identitas jati diri suku Banjar yang harus dikenalkan kepada seluruh generasi," terangnya.
Untuk itu, dia berharap dengan kegiatan ini masyarakat ke depannya bisa banyak menggunakan kembali berbagai macam pakaian adat Banjar yang sudah sesuai dengan pakem yang ada.
"Dengan kita memakai pakaian adat Banjar, kita turut melestarikan peninggalan nenek moyang," ucapnya.
Baca juga: Kantor Dinas PUPR Banjarbaru tiru desain rumah adat Banjar Gajah Manyusu