• Top News
  • Terkini
  • Rilis Pers
Antaranews.com
Tentang Kami
Antara News kalsel
Jumat, 12 Desember 2025
Antara News kalsel
Antara News kalsel
  • Home
  • Nusantara
      • antaranews.com
      • Aceh/NAD
      • Bali
      • Bangka/Belitung
      • Banten
      • Bengkulu
      • Gorontalo
      • Jambi
      • Jawa Barat
      • Jawa Tengah
      • Jawa Timur
      • Kalimantan Barat
      • Kalimantan Selatan
      • Kalimantan Tengah
      • Kalimantan Timur
      • Kalimantan Utara
      • Kepulauan Riau
      • Kuala Lumpur
      • Lampung
      • Maluku
      • Megapolitan
      • NTB
      • NTT
      • Papua
      • Papua Tengah
      • Riau
      • Sulawesi Selatan
      • Sulawesi Tengah
      • Sulawesi Tenggara
      • Sulawesi Utara
      • Sumatera Barat
      • Sumatera Selatan
      • Sumatera Utara
      • Yogyakarta
  • Pariwisata & Lingkungan Hidup
    • Situs Geopark Meratus Goa Batu Hapu Tapin Kalsel

      Situs Geopark Meratus Goa Batu Hapu Tapin Kalsel

      Senin, 1 Desember 2025 15:03

      Pemprov Kalsel terapkan program tanam RBE seluas 100 hektare di Cempaka

      Pemprov Kalsel terapkan program tanam RBE seluas 100 hektare di Cempaka

      Kamis, 27 November 2025 20:20

      Dispar Kalsel tingkatkan pengembangan destinasi wisata banua

      Dispar Kalsel tingkatkan pengembangan destinasi wisata banua

      Senin, 24 November 2025 17:24

      Dishut Kalsel ambil beberapa kebijakan strategis kurangi emisi GRK

      Dishut Kalsel ambil beberapa kebijakan strategis kurangi emisi GRK

      Senin, 24 November 2025 17:23

      Pesona Kain Sasirangan dari Desa Belangian

      Pesona Kain Sasirangan dari Desa Belangian

      Kamis, 13 November 2025 13:12

  • Nasional
    • Pangeran MBS sampaikan belasungkawa untuk rakyat Indonesia

      Pangeran MBS sampaikan belasungkawa untuk rakyat Indonesia

      Jumat, 12 Desember 2025 0:04

      Harga emas hari ini naik lagi ke Rp2,431 juta/gram

      Harga emas hari ini naik lagi ke Rp2,431 juta/gram

      Kamis, 11 Desember 2025 13:13

      Emas Antam Rabu naik ke Rp2,416 juta/gram

      Emas Antam Rabu naik ke Rp2,416 juta/gram

      Rabu, 10 Desember 2025 13:23

      Sumbar terima 310.800 liter BBM khusus penanganan bencana

      Sumbar terima 310.800 liter BBM khusus penanganan bencana

      Rabu, 10 Desember 2025 13:11

      Wamentan: Indonesia fokus swasembada gula-telur-daging ayam pada 2026

      Wamentan: Indonesia fokus swasembada gula-telur-daging ayam pada 2026

      Rabu, 10 Desember 2025 12:52

  • Seputar Kalsel
    • Pemprov Kalsel
    • Kotabaru
    • DPRD Kotabaru
    • Tanah Bumbu
    • Hulu Sungai Utara
    • Hulu Sungai Selatan
    • Hulu Sungai Tengah
    • Balangan
    • Tanah Laut
    • Yayasan Amanah Bangun Negeri
    • Banjarbaru
    • DPRD Kalsel
    • Tapin
    • Barito Kuala
    • DPRD Balangan
    • Banjar
    • Banjarmasin
    • Tabalong
    • Umum
    • Olahraga
      • SEA Games 2025 -  Meski cedera, Zohri raih perak lari 100 meter

        SEA Games 2025 - Meski cedera, Zohri raih perak lari 100 meter

        Jumat, 12 Desember 2025 0:16

        SEA Games 2025 - Extreme-Water Ski & Wake Board tambah satu emas dan dua perak

        SEA Games 2025 - Extreme-Water Ski & Wake Board tambah satu emas dan dua perak

        Kamis, 11 Desember 2025 23:43

        SEA Games 2025 - Tenis putra Indonesia tekuk Vietnam 3-0, melaju ke semifinal

        SEA Games 2025 - Tenis putra Indonesia tekuk Vietnam 3-0, melaju ke semifinal

        Kamis, 11 Desember 2025 23:35

        SEA Games 2025 - Vietnam tekuk Malaysia, buka peluang Indonesia ke semifinal

        SEA Games 2025 - Vietnam tekuk Malaysia, buka peluang Indonesia ke semifinal

        Kamis, 11 Desember 2025 21:43

        Sore ini, nasib timnas U-22 Indonesia di SEA Games akan ditentukan

        Sore ini, nasib timnas U-22 Indonesia di SEA Games akan ditentukan

        Kamis, 11 Desember 2025 14:33

    • Pendidikan
        • Berita ULM
        • POLIBAN BANJARMASIN
        Dosen ULM bangun orchidarium khusus anggrek khas hutan Meratus di Taman Biodiversitas

        Dosen ULM bangun orchidarium khusus anggrek khas hutan Meratus di Taman Biodiversitas

        Minggu, 7 Desember 2025 12:32

        ULM bersama dua universitas di Malaysia sepakat kembangkan kompetensi dokter spesialis

        ULM bersama dua universitas di Malaysia sepakat kembangkan kompetensi dokter spesialis

        Rabu, 3 Desember 2025 10:45

        ULM jamin kualitas PSDKU dan relevansi terhadap kebutuhan daerah

        ULM jamin kualitas PSDKU dan relevansi terhadap kebutuhan daerah

        Rabu, 3 Desember 2025 10:19

        ULM-UM kolaborasi riset kualitas pendidikan Indonesia

        ULM-UM kolaborasi riset kualitas pendidikan Indonesia

        Selasa, 2 Desember 2025 19:11

        Poliban himpun 88 sekolah untuk perkuat kolaborasi pendidikan

        Poliban himpun 88 sekolah untuk perkuat kolaborasi pendidikan

        Kamis, 11 Desember 2025 20:41

        Poliban dan BRIN bahas pengembangan IoT untuk pantau sawit

        Poliban dan BRIN bahas pengembangan IoT untuk pantau sawit

        Jumat, 21 November 2025 21:33

        Poliban garap project film pendek pada mata kuliah Pancasila

        Poliban garap project film pendek pada mata kuliah Pancasila

        Kamis, 20 November 2025 22:28

        Poliban produksi proyek film pendek pada mata kuliah Pancasila

        Poliban produksi proyek film pendek pada mata kuliah Pancasila

        Kamis, 20 November 2025 22:01

    • English News
      • Kotabaru hosts PGRI anniversary, National Teachers' Day celebration

        Kotabaru hosts PGRI anniversary, National Teachers' Day celebration

        Kamis, 11 Desember 2025 20:47

        Tapin wins very Innovative Region at 2025 IGA

        Tapin wins very Innovative Region at 2025 IGA

        Kamis, 11 Desember 2025 13:30

        Banjarbaru's Idaman Hospital receives WSO Angels Awards Q3 2025

        Banjarbaru's Idaman Hospital receives WSO Angels Awards Q3 2025

        Kamis, 11 Desember 2025 13:25

        Kotabaru Bapperida strengthens sub-district forum, healthy village working groups

        Kotabaru Bapperida strengthens sub-district forum, healthy village working groups

        Rabu, 10 Desember 2025 3:29

        Kotabaru govt, PGRI hold a fun walk and exercise

        Kotabaru govt, PGRI hold a fun walk and exercise

        Rabu, 10 Desember 2025 3:22

    • Infografik
    • Foto
      • Tim Sekretariat DPRD Banjarbaru monitoring reses anggota dewan

        Tim Sekretariat DPRD Banjarbaru monitoring reses anggota dewan

        Senin, 8 Desember 2025 20:47

        PLN UID Kalselteng berangkatkan tim relawan kelistrikan ke Aceh

        PLN UID Kalselteng berangkatkan tim relawan kelistrikan ke Aceh

        Senin, 8 Desember 2025 15:44

        Wakil DPRD Tanah Bumbu komitmen perjuangkan aspirasi warga Batuah

        Wakil DPRD Tanah Bumbu komitmen perjuangkan aspirasi warga Batuah

        Minggu, 7 Desember 2025 11:26

        DPRD Tanah Bumbu perjuangkan aspirasi warga Batulicin

        DPRD Tanah Bumbu perjuangkan aspirasi warga Batulicin

        Minggu, 7 Desember 2025 11:12

        Wakil DPRD Tanah Bumbu serap aspirasi warga Kusan Hilir 

        Wakil DPRD Tanah Bumbu serap aspirasi warga Kusan HilirĀ 

        Minggu, 7 Desember 2025 10:59

    • Video
      • Komisi IV DPRD Banjarmasin tinjau langsung sekolah terdampak banjir

        Komisi IV DPRD Banjarmasin tinjau langsung sekolah terdampak banjir

        Kamis, 11 Desember 2025 18:52

        Kalsel kembangkan komoditas kelapa genjah dukung program MBG

        Kalsel kembangkan komoditas kelapa genjah dukung program MBG

        Kamis, 11 Desember 2025 18:41

        Sepakat! Markas Kodam Lambung Mangkurat dibangun di Banjarbaru

        Sepakat! Markas Kodam Lambung Mangkurat dibangun di Banjarbaru

        Rabu, 10 Desember 2025 17:57

        Mitigasi banjir, Banjarmasin fokus normalisasi sungai dan drainase

        Mitigasi banjir, Banjarmasin fokus normalisasi sungai dan drainase

        Rabu, 10 Desember 2025 16:01

        Relawan dari Kalimantan Selatan bantu korban bencana di Sumatera Barat

        Relawan dari Kalimantan Selatan bantu korban bencana di Sumatera Barat

        Jumat, 5 Desember 2025 20:46

    Kekuatan pangan dibalik rimba Dayak Pitap

    Minggu, 12 Mei 2024 8:54 WIB

    Kekuatan pangan dibalik rimba Dayak Pitap

    Arsip - Potret keluarga Dayak Pitap sepulang dari ladang. -03/2024. ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

    Rantau (ANTARA) - Komunitas Dayak Pitap di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan era modernisasi abad 21 ini masih mengamalkan warisan pikir bahari terkait konsep pangan berkelanjutan sambil menjaga keharmonisan dengan rimba Pegunungan Meratus.


    Komunitas Dayak Pitap dengan populasi sekitar 1.400 jiwa ini bermukim di dataran tinggi tersebar di lima kampung besar yakni ; Ajung, Iyam, Kambiyain, Langkap dan Panitikin. Terlepas dari administratif desa yang diatur negara, tatanan sosial Dayak Pitap terbagi lagi dalam 19 wilayah balai adat, masing-masing kelompok memiliki pimpinan adat.

    Persisnya permukiman, ladang hingga kebun mereka berada di sekitar Hulu Sungai Pitap di bawah kaki Gunung Hauk nan sakral menyimpan hutan hujan tropis yang dikeramatkan seluas 22.806 hektare. Letak georafis kawasan ini masih satu ke satuan Pegunungan Meratus yang terhampar 600 kilometer, melintang dari arah tenggara Provinsi Kalimantan Selatan hingga melintasi Kalimantan Timur.

    Tanah warisan yang subur di bentang alam ini membuat komunitas Dayak Pitap tetap eksis dan bertahan dengan turun temurun menjalankan kearifan lokal tentang ekonomi, lingkungan hingga sosial agama.

    Bisa dikatakan nyaris seluruh Kepala Keluarga hingga perempuan dewasa Dayak Pitap bertumpu hidup pada bidang pertanian ; peladang dan kebun. Ekonomi lain sebagian dipasok dari “sedekah” hutan seperti madu lebah, buah-buahan, rotan, damar, gaharu hingga berburu hewan liar.

    Rasa-rasanya, semua kebutuhan dasar manusia tersedia dan bisa didapatkan oleh masyarakat Dayak Pitap mulai dari air, pangan hingga ruang hidup.

    Kepala Desa Kambiyain Anang Suriani (39) mengatakan rata-rata masyarakat memiliki ladang 2-3 hektar per keluarga untuk menanam padi serta komoditas tanaman penunjang pada sela lahan seperti singkong, talas hingga pisang.

    “Produksi per hektar rata-rata 2-3 ton (gabah kering),” ungkapnya di Desa Kambiayin, Kabupaten Balangan.

    Saban tahun, produksi yang hanya untuk asupan nasi keluarga di rumah ini dipastikan surplus kurang lebih 200 persen dari kebutuhan sepanjang musim siklus tanam-panen.

    “Paling habis 700 kg gabah kering (asumsi empat orang dalam setiap KK),” ujar Anang berdasarkan pengalaman pribadi dan keluarganya.

    Surplus hasil produksi menjadi cadangan pangan masyarakat. Setiap rumah punya lumbung khusus berbentuk lingkaran panjang untuk menyimpan gabah kering dengan daya tampung bervariatif dari lima sampai 10 ton gabah kering.

    Rupanya leluhur Dayak Pitap juga punya konsep mitigasi krisis pangan ancaman perubahan iklim seperti isu yang dikhawatirkan dunia saat ini. Jadi, hasil bumi khusus gabah atau beras pantang untuk di jual hal demikian merupakan wasiat bahari supaya anak cucu tak mengalami krisis pangan apabila terjadi musibah atau bencana alam menahun yang berpotensi tak bisa tanam.

    Ditaksir cadangan gabah segitu banyaknya, mampu bertahan antara tiga – lima tahun. “Kalau Indonesia perang, kebutuhan logistik habis kita tiga tahun masih bisa makan nasi, kalau habis juga bisa pinjam lagi ke keluarga,” celetuk Anang mengukur kekuatan pangan Dayak Pitap.

    Jadi, jika stok pangan melimpah seperti kondisi demikian ada kebiasaan masyarakat untuk memulai atau konsentrasi menggarap lahan kebun yang bernilai ekonomis untuk kebutuhan hidup hingga pendidikan, diantaranya ; karet, jengkol, pisang, umbi-umbian, cabai rawit, tomat, kacang tanah.

    “Biasanya ada pengepul datang ke kampung,” ujar Anang.

    Di tengah hiruk pikuk ancaman masa depan terkait isu krisis pangan yang mendunia, setelah berbincang dengan Anang rasa-rasanya Dayak Pitap yang punya konsep hidup sederhana ini bisa saja bertahan, apalagi kalau hanya dipicu perihal pupuk mahal di Indonesia.

    Ekonomi hijau dan pendidikan



    Arsip - Potret ladang Dayak Pitap. ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

    Anang sosok pemuda Dayak Pitap yang penulis nilai mempunyai pemikiran revolusioner untuk kemajuan desa ini mengatakan hasil bumi yang bernial ekonomis ini mampu untuk merubah taraf pendidikan masyarakat.

    “Semuanya sudah tersedia, tanah kita sangat kaya, asal mau bekerja saya rasa rata-rata kepala keluarga bisa untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai jenjang perguruan tinggi,” ungkapnya.

    Modern ini, kata Anang, sebagian besar masyarakat sudah melek terhadap pendidikan. Ia punya harapan besar Dayak Pitap mempunyai generasi yang terpelajar tanpa meninggalkan adat istiadat.

    Baginya, melalui pendidikan era sekarang ini bisa menjadi alat perjuangan untuk melindungi eksistensi sosial hingga lingkungan hidup Dayak Pitap dari ancaman perampasan pihak luar.

    “Rasanya, sekarang ini tinggal kemauan anak masing mau kuliah atau tidak. Orang tua dari hasil tani di sini mampu untuk membiayai,” ujar Anang.

    Anang selagi menjabat sebagai kepala desa saat ini sudah memulai langkah dan menyusun rencana untuk membangun rantai ekonomi sektor hulu hilir industri pertanian hingga pariwisata.

    Niat ini, kata Anang, salah satunya aktif didorong oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan selatan dengan beragam program terkait pengembangan ekonomi yang ramah lingkungan yang menghasilkan bagi desa dan masyarakat.

    “Sejauh ini berjalan harmonis antara pemerintah desa dengan Walhi,” ungkapnya.

    Salah satu upaya membangun generasi ini juga tercermin dari semangat seorang warga Desa Kambiayin, yakni Hasan (48) ayah dari Megawati, Ida Yasa, Elsa, Karismon dan Yuliana.

    Perjuangan Hasan merintis usaha sejak awal berkeluarga di usia 20’an untuk masa depan anak patut diacungi jempol. Ia termasuk orang yang tak banyak diwarisi tanah apalagi harta oleh orang tuanya, namun mampu menghantar dua anaknya ke perguruan tinggi, sedangkan sisa dipastikan sama.

    Dua anak ini yakni ; Megawati (26) kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Banjarmasin jurusan Bahasa Inggris dan Ida Yasa jurusan teknik informatika. Dan akan menyusul Elsa hampir lulus di SMK Batu Mandi. Sedangkan, anak lainya ada Karismon sekarang duduk di bangku kelas 2 SMP dan yang terakhir Yuliana masih berumur dua tahun.

    Hasan mengatakan kebutuhan keluarga dan biaya pendidikan ini sepenuhnya dari hasil berkebun yang ia kumpulkan bertahun-tahun. Selain itu, aset tanah dan tanaman juga disiapkan untuk menunjang harapan masa depan anak cucu.

    “Contoh dari nenek, orang tua sampai ke kita kehidupan begini saja benar-benar minim, anak cucu ke depan harus ‘makan’ bangku sekolahan. Kita siapkan selagi kita mampu,”ujarnya.

    “Biar saja di masa kita sakit yang penting anak cucu punya harapan dan bisa sukses bermanfaat untuk orang banyak,” sambungnya.

    Dalam perjalanan menembus rimba keramat, Hasan bercerita hasil kebun saban tahun. Mulai dari kacang tanah seluas satu hektare omset Rp15 juta-Rp20 juta sekali panen asumsi harga per satu gantang Rp20 ribu, untuk kacang ini dalam setahun bisa dua kali panen. Di sela lahan kacang tanah ini juga ada pisang dan singkong, capai aja Rp2 juta sepanjang musim sebagai tambahan.

    Terus pemasukan yang terbilang intens yakni karet sebanyak 11 ribu batang umur 25 tahun, sekali panen rata-rata Rp1,5 juta, per bulan biasanya empat kali panen. Jadi, jika dikalkulasikan dari karet, Hasan potensi dapat uang Rp72 juta per tahun.

    “Sekarang kita juga garap 85.000 batang karet hutan sudah umur tiga tahun,” ujar Hasan.

    Dengan kehidupan sederhana di Desa Kambiyain, Hasan bilang hasil pertahun dari kebun ini sebagian besar keluar untuk ongkos sekolah dan tabungan anak di masa depan.

    Ancaman dan perjuangan

    Arsip - Potret sosok perempuan Dayak Pitap. ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

    Siapa sangka, di balik kisah ‘kesejahteraan’ ada ancaman terhadap alam dan sosial budaya Dayak Pitap yang mapan ini. Cita dan cinta Anang, Hasan dan masyarakat yang sepemikiran ini bisa saja pupus bila diganggu perusahan kayu, sawit, biji besi hingga batu bara yang notabene potensi merusak hutan dan merubah sosial masyarakat.

    Dayak Pitap punya catatan perjuangan membertahankan tanah moyang dan ruang hidup sebagai dayak di bentang Pegunungan Meratus yang kaya mineral ini. Dulu, mereka tegas menolak ‘kapitalis’ tersebut masuk dengan perjuangan yang panjang dan pelik.

    Komunitas Dayak Pitap secara adminisratif menempati lima desa dalam wilayah adat tersebut, yaitu Desa Mayanau, Desa Langkap, Desa Dayak Pitap, Desa Kambiyain dan Desa Ajung.

    Gerakan masyarakat Dayak Pitap dalam upaya melindungi hutan dan wilayah kelola mereka direpresentasikan melalui gerakan menolak investasi untuk industri yang dinilao merusak seperti ; pengusahaan hutan, perkebunan sawit skala besar, tambang bijih besi, pertambangan batu bara hingga penebangan liar.

    Catatan Walhi Kalsel senada dengan kesaksian tokoh masyarakat : bahwa perjuangan ini dimulai dari tahun 1980 hingga 1987, waktu itu Dayak Pitap secara kolektif membangun gerakan perlawanan menolak aktivitas perusahaan PT Fass Forest bagian dari Daya Sakti Group. PT Fass Forest saat itu telah mengantongi SK.HPH No. 174/kpts/um/3/1980 tanggal 14 Maret 1980 yang merupakan dokumen untuk melegalkan eksploitasi yang akan dilakukan perusahaan tersebut.

    Praktik eksploitasi hutan yang menyebabkan deforestasi itu juga diiringi kisah mistis, diyakini masyarakat merupakan sikap leluhur mengutuk perambah hutan keramat di wilayah adat Dayak Pitap.

    Aktivitas penebangan akhirnya berhenti setelah peristiwa di luar nalar terjadi, empat pekerja dari perusahaan gila dan 17 warga tewas akibat penyakit diduga akibat mengkonsumsi air sungai yang tercemar pada 1987.

    Perambah hutan pergi, namun dampaknya masih terasa. Pada 1995 banjir bandang terjadi, kayu gelondongan berdiameter ‘raksasa’ jenis meranti dkk ikut hanyut lantas menghancurkan rumah hingga fasilitas umum. Dua orang tewas, ternak dan kebun rusak. Kepiluan diperparah karena lumbung pangan di rumah-rumah juga disapu banjir, sehingga menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat Dayak Pitap.

    Selang empat tahun masyarakat kembali terancam, tahun 1999 PT Kodeco mendapat izin Rencana Kerja Tahunan (RKT) di wilayah adat Dayak Pitap sebagai kompensasi hutan produksi yang diubah menjadi kawasan Hutan Lindung Kapet Batulicin atau yang dikenal dengan istilah ‘Tukar Guling Hutan Lindung Meratus’. Lokasinya, bekas lahan PT Fass Forest yang ditinggalkan pada tahun 1987 itu.

    Tidak cukup dengan kehadiran PT Kodeco, diam-diam hadir lagi satu perusahaan yang mempunyai izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) bernama PT Bina Alam Indah Lestari (BAIL) yang juga menduduki wilayah adat Dayak Pitap. Tahun 1999 ini rencana ekspansi perkebunan sawit 1.000 hektare oleh PT Malindo Jaya Diraja (MJD) juga dinilai mengancam hidup Dayak Pitap.

    Tahun itu, Walhi Kalsel turun tangan. 15 hingga 17 September 1999 dilaksanakan lah pertemuan lima dusun ; Ajung Hilir, Dusun Ajung Hulu, Dusun Nanai, Dusun Kambiyain dan Dusun Iyam. Pokok pembahasan membebaskan Dayak Pitap dari serangkaian gerakan industri yang dinilai mengancam. Siasat dan gerakan aksi protes dilayangkan, pada 2001 perusahaan sawit ini menghentikan operasi setelah membangun empat hektare lokasi pembibitan.

    Masih ada lagi, kini dari luar negeri melirik kekayaan alam Dayak Pitap. Mei 2001 terjadi kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (sebelum pemekaran kabupaten) dan investor asal Korea Utara yakni PT Han In Iron Mining.

    Perusahaan ini juga mempunyai anak perusahaan dioperasikan di wilayah adat Dayak Pitap. Perusahaan tersebut bernama PT Sari Bumi Sinar Karya (SBSK) yang telah mengantongi izin konsesi sejak 1998 seluas 3.604 hektar.

    Sekarang perusahaan ini tak ada kabar terkait produksi, namun sebelumnya disebut sudah beberapa kali survei pada wilayah keramat Dayak Pitap itu di kawasan Tanalang. Izin konsesi SBSK juga masih berlaku sampai 2029.

    Kepala Adat Dayak Pitap (2000-2005) Rahmadi mengatakan tanah, air, hutan sakral yang berkali-kali terancam dan diperjuangkan ini merupakan ‘nyawa’ masyarakat untuk hidup dan berkehidupan sejatinya orang dayak di Kalimantan.

    “Kenapa dipertahankan tanah Dayak Pitap ini karena adalah penghidupan dan tanah pemujaan leluhur kami misalnya dengan ritual adat melalui aruh (ritual pasca panen),” ungkapnya saat ditemui ANTARA.

    Rahmadi mengatakan Gunung Hauk, Hutan Keramat hingga ladang tak bisa dilepaskan dari identitas Dayak Pitap. Apabila hilang maka putuslah adat istiadat.

    Semua masyarakat Dayak Pitap memberikan pernyataan sewarna, betapa berharga sisa hutan di Kalimantan ini. Bagi mereka seisi alam di Dayak Pitap sakral untuk kehidupan mereka.

    Arsip - Desa Ajung salah satu desa adat Dayak Pitap . ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

    Pewarta: M Fauzi Fadillah
    Editor : Imam Hanafi
    COPYRIGHT © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.



    • Whatsapp
    • facebook
    • twitter
    • email
    • pinterest

    Berita Terkait

    Pasar murah di Balangan sasar pelosok desa

    Pasar murah di Balangan sasar pelosok desa

    28 Agustus 2024 20:23

    Masyarakat Dayak Pitap inginkan pembentukan Perda kelembagaan adat dayak

    Masyarakat Dayak Pitap inginkan pembentukan Perda kelembagaan adat dayak

    2 November 2021 13:32

    Tradisi Membatur Suku Dayak Pitap

    Tradisi Membatur Suku Dayak Pitap

    27 Maret 2021 09:13

    Video - Isak Tangis Warnai Perpisahan Murid SDN Ajung

    Video - Isak Tangis Warnai Perpisahan Murid SDN Ajung

    9 Juli 2018 03:42

    Presiden Jokowi Serahkan SK Pengelolaan Hutan Desa Dayak Pitap

    Presiden Jokowi Serahkan SK Pengelolaan Hutan Desa Dayak Pitap

    10 Mei 2017 06:37

    KELOMPOK SADAR WISATA

    KELOMPOK SADAR WISATA

    13 Oktober 2016 06:18

    Warga Suku Dayak Menggelar Aruh Adat

    Warga Suku Dayak Menggelar Aruh Adat

    13 Oktober 2016 05:52

    Dayak Pitap Tuntut Hak Tanah Adat

    Dayak Pitap Tuntut Hak Tanah Adat

    19 Agustus 2014 18:36

    Terpopuler

    TNI kembali terjunkan bantuan ke desa terisolasi di Tapanuli Utara

    TNI kembali terjunkan bantuan ke desa terisolasi di Tapanuli Utara

    Harga emas hari ini naik lagi ke Rp2,431 juta/gram

    Harga emas hari ini naik lagi ke Rp2,431 juta/gram

    ACL2 - Persib juara grup, lolos ke 16 besar

    ACL2 - Persib juara grup, lolos ke 16 besar

    Pemkot Banjarbaru percepat perbaikan jalan jelang Haul Guru Sekumpul

    Pemkot Banjarbaru percepat perbaikan jalan jelang Haul Guru Sekumpul

    Banjarmasin siaga hadapi cuaca ekstrem dan air pasang rob

    Banjarmasin siaga hadapi cuaca ekstrem dan air pasang rob

    Top News

    • Bukit Papua longsor, Jalan Bypass Banjarbaru-Batulicin tertutup tanah

      Bukit Papua longsor, Jalan Bypass Banjarbaru-Batulicin tertutup tanah

      10 Desember 2025 09:44

    • Dugaan korupsi BUMD Bangun Banua naik ke penyidikan

      Dugaan korupsi BUMD Bangun Banua naik ke penyidikan

      9 Desember 2025 22:21

    • Dirut PT Bangun Banua serahkan data temuan BPK ke Kejati Kalsel

      Dirut PT Bangun Banua serahkan data temuan BPK ke Kejati Kalsel

      9 Desember 2025 15:15

    • BUMD Bangun Banua digeledah Kejati Kalsel didampingi TNI bersenjata

      BUMD Bangun Banua digeledah Kejati Kalsel didampingi TNI bersenjata

      9 Desember 2025 13:14

    • Presiden resmi tetapkan biaya haji 2026

      Presiden resmi tetapkan biaya haji 2026

      5 Desember 2025 15:49

    Antara News kalsel
    kalsel.antaranews.com
    Copyright © 2025
    • Top News
    • Terkini
    • RSS
    • Twitter
    • Facebook
    • Seputar Kalsel
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • English News
    • Ketentuan Penggunaan
    • Tentang Kami
    • Pedoman
    • Kebijakan Privasi
    • BrandA
    • ANTARA Foto
    • Korporat
    • PPID
    • www.antaranews.com
    • Antara Foto
    • IMQ
    • Asianet
    • OANA