"Setidaknya saat ini tercatat ada 126 jiwa yang memilih mengungsi mandiri itu," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Tim Pusdalops BNPB mencatat para pengungsi itu merupakan bagian dari total sebanyak 883 keluarga yang terdampak banjir sejak Kamis (9/5) malam.
Menurut dia, ratusan korban itu merasa khawatir air belum surut dan ada potensi terjadi banjir susulan sehingga memilih untuk mengungsi secara mandiri. Mereka bergotong royong meninggalkan rumah masing-masing dan mengangkut kendaraan menggunakan rakit dari kayu dan bambu.
Sementara pihaknya mengkonfirmasi ratusan korban lainnya dilaporkan memilih menetap sambil menunggu sampai genangan banjir benar-benar surut.
Baca juga: Bupati: Enam kecamatan di Konawe Utara terendam banjir
BNPB mencatat kondisi demikian terpantau di beberapa wilayah Desa Tambakua, Polora, Paka Indah, Desa Puuwanggudu, Wanggudu, Amorome, Tapuwaru, Desa Loronangaz dan Desa Rapuema di Kecamatan Molawe.
Terlepas dari itu, ia menyebutkan, tim gabungan sudah bersiaga di lokasi terdampak banjir untuk meringankan beban para korban. Sekaligus pula memastikan semua kebutuhan pokok dan kesehatan para korban selama masa darurat bencana itu akan dijamin oleh pemerintah.
"BPBD Kabupaten Konawe Utara bersama TNI dan Polri sudah berkoordinasi guna melakukan pendataan dan penanganan selanjutnya," ujarnya, seraya menyampaikan dalam peristiwa ini total ada satu unit jembatan dan 450,2 hektare lahan pertanian dan perkebunan terancam rusak setelah teredam banjir dengan ketinggian muka air 50 centimeter - 1,3 meter.
Baca juga: Basarnas evakuasi jasad nelayan di Konawe Selatan
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo