Batola, (Antaranews Kalsel) - Wisata Petik Nanas Tamban menjadi surga bagi penyuka buah-buahan lokal, bagaimana tidak, wisatawan bisa makan nenas sepuasnya dengan harga terjangkau sambil menikmati indahnya alam di Kecamatan Mekar Sari Kabupaten Barito Kuala.
Potensi agrowisata petik nanas Tamban di Kecamatan Mekar Sari Kabupaten Barito Kuala, seakan menjadi magnet baru wisata alam bagi warga Kalimantan Selatan.
Warga pecinta buah-buahan, bisa memakan buah nanas segar, dengan memetik langsung dari pohonnya.
Hanya dengan bermodal uang Rp6 ribu, warga sudah bisa memilih sebiji nenas Tamban dengan berat antara Rp2-4 kilogram, yang sangat segar, sambil menikmati hamparan perkebunan yang lokasinya berada tidak jauh dari pusat Kota Banjarmasin.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalsel, Arifin mengatakan, nanas tamban memiliki ciri khas manis dan sedikit ada asam-asamnya, sehingga bila dibanding nanas dari daerah lainnya, nanas Tamban terasa lebih segar.
Ciri khas nanas Tamban yang menyegarkan tersebut, membuat Kementerian Pertanian memberikan sertifikat dan memberikan nanas asal Mekar Sari tersebut, dengan nanas Tamban.
Nanas tamban ditanam di lahan seluas 360 hektar, yang tersebar di sembilan desa di Kecamatan Mekarsari, namun hingga kini, baru empat desa yang ditetapkan sebagai sentral budi daya nanas Tamban.
Dalam satu hektar nanas bisa ditanam sebanyak 20 ribu sampai 25 ribu rapun nanas, yang bisa menghasilkan 2000 sampai 3000 buah nanas per bulannya.
Artinya setiap bulannya, petani bisa mendapatkan penghasilan minimal tidak kurang dari Rp10 juta per bulan, dengan pangsa pasar penjualan yang cukup jelas.
Melihat potensi yang cukup besar ini, kata Arifin, akan terus berupaya meningkatkan sentra budi daya nanas Tamban melalui berbagai program yang telah ditetapkan.
"Saat ini, memang nanas Tamban baru dijual sebagai buah segar, ke depan akan kita berikan pelatihan kepada masyarakat, untuk mengembangkan berbagai produk dengan bahan baku nanas ini," katanya.
Diharapkan, melalui upaya tersebut, bukan hanya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga mengurangi tingkat pengangguran di daerah.
Petani budi daya nans Tamban yang juga Ketua Kelompok Tani Maju Dadi Marjuni mengatakan, pengembangan nanas Tamban tidak hanya mendongkrak kesejahteraan masyarakat petani, tetapi juga kesadaran untuk bekerja keras dan mencari inovasi untuk membongkar seluruh potensi alam yang ada.
Menurut dia, salah satu keuntungan budi daya nanas ini, selain perawatannya mudah, panennya juga tidak mengenal musim, sehingga bisa menjadi tambahan pendapatan petani secara tetap.
Pemerintah Kabupaten Barito Kuala, terus berupaya menggali berbagai potensi yang ada di daerahnya, antara lain adalah potensi agrowisata yang kini terus dikembangkan.
Bukanya hanya agrowisata petik jeruk, tetapi juga wisata petik nanas, upaya tersebut mulai membuahkan hasil, daerah Batola yang dikenal sebagai kabupaten tertinggal, mulai dikenal sebagai daerah wisata pertanian yang banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai kabupaten.
Wisatawan agrowisata nanas Tamban, Puji Lestari mengatakan, agrowisata nanas Tamban saat ini sudah terkenal, hingga ke beberapa daerah di Kalsel melalui berbagai cerita yang disampaikan beberapa temannya.
"Karena penasaran, makanya saya langsung datang ke sini, dan hasilnya memang sangat bagus," katanya.
Di Kecamatan Mekar Sari kini terdapat sekitar 35 kelompok tani, masing masing kelompok memiliki anggota sebanyak 25 orang. Setiap anggota kelompok minimal mengelola lahan budidaya nanas seluas satu hektar.
Melihat potensi tersebut dinas, pertanian terus berupaya membatu petani dengan cara memberikan berbagai bantuan, dari awal tanam sampai paska produksi.