Kotabaru (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan M Arif mengarahkan petani aren agar merevitalisasi tanaman aren lokal menjadi bibit tanaman berkualitas hibrida di Desa Tirawan.
Arif menyarankan hal itu usai melihat para petani tak lagi memproduksi gula semut yang selama ini menjadi produk unggulan di Desa Tirawan.
Baca juga: Waket DPRD Kotabaru imbau masyarakat kembangkan tanaman aren
"Sudah saatnya masyarakat beralih menanam enau atau pohon aren berjenis bibit unggul," kata M Arif di Kotabaru, Senin.
Menurut dia, perubahan memanfaatkan tanaman lokal menjadi bibit unggul aren berjenis Genjah akan mempercepat produksi nira (air hasil sadapan pohon aren) karena jenis bibit ini dapat panen pada usia lima tahun.
"Dibandingkan dengan aren lokal, bisa dipanen pada tahun ke-10 ada selisih waktu hampir separuh untuk dipanen," kata Arif.
Baca juga: Akademisi kaji potensi gula aren Kotabaru
Ia menuturkan masyarakat harus mendapatkan pemahaman dan edukasi terhadap pembudidayaan aren Genjah karena dapat menghasilkan panen sebanyak tiga kali lipat dari jenis aren lokal biasa yang ditanam petani.
"Berdasarkan pemaparan, produksi hasil nira/mayang per harinya rata-rata berkisar 12,14 liter dan sampai saat ini belum ditemukan adanya gangguan hama dan penyakit pada populasi varietas ini," ungkap Arif.
Diketahui, Desa Tirawan merupakan desa penghasil gula aren industri rumahan di Kabupaten Kotabaru, namun saat ini berproduksi karena kesulitan pemasaran dan biaya operasional yang membengkak.
Baca juga: DPRD Kotabaru dorong perluasan lahan pertanian padi sawah