Kotabaru Kalsel (ANTARA) - Tidak semua lampu penerang sekitar Masjid Jami' atau "Masjid Mimbar Keramat" Tamiang Desa Pantai Kecamatan Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan (Kalsel) berfungsi.
Pewarta Antara Kalsel yang melakukan kunjungan Masjid Mimbar Keramat Tamiang, Sabtu melaporkan, objek wisata religi yang berada di pedalaman "Bumi Sa-ijaan" Kotabaru tersebut cukup ramai pengunjung terutama bagi mereka bernazar datang bersama keluarga sebagai salah satu tanda syukur kepada Allah SWT.
Seiring makin banyak pengunjung ke Masjid Mimbar Keramat Taming tersebut, dan bahkan ada yang datang pada malam hari, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru memasangkan tiga unit panel sel solar atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di depan/dekat tempat istirahat, samping dekat WC dan belakang masjid/tepi sungai-dekat penyeberangan.
Namun PLTS yang berada di depan masjid tersebut tidak menyala mungkin karena rusak. "Tapi tidak menyala PLTS depan masjid itu belakangan ini saja," ujar Abdul Hasan, seorang pemuda setempat.
Pembangunan Masjid Jami'/Masjid Mimbar Keramat Tamiang itu pada mimbar tertulis angka dengan huruf Arab yaitu Shafar 1327 Hijriyah oleh beberapa orang antara lain almarhum Haji Muhammad Nur atau ayah dari Tuan Guru Haji Muhammad Basyiri (alm) yang akrab dengan panggilan Buya.

Selain itu, Buya sendiri bersama Anang Dabab serta Utuh Bakau (saudara sebapak dengan Buya). Sedangkan Anang Dabab sebenarnya seorang Pangeran atau keturunan raja, sebab kalau Pangeran menjadi incaran Belanda.
Buya HM Basyiri yang merancang bangun Mimbar Keramat itu meninggal dunia di "Tanah Deli" Sumatera 7 Rabiul Akhir 1353 H dimakamkan di Komplek Pemakaman Zuriat Raja-Raja Siak di Medan, dan hingga akhir hayat sebagai penasihat spiritual Sultan Deli.