Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengerahkan ratusan petugas untuk mendata anak putus sekolah agar bisa mengikuti sekolah paket.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Edy Junaidi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan data sementara anak putus sekolah di kota setempat sekitar 6.000 orang dari jenjang SD hingga SMA.
Baca juga: Disdik bangun sekolah khusus paket
"Data ini akan kembali divalidasi agar benar-benar akurat, hingga penanganannya bisa dilakukan maksimal," katanya.
Menurut dia, pihaknya terus mensosialisasikan upaya itu dengan menggandeng operator sekolah, lurah, termasuk pihak kecamatan untuk memperlancar pendataan anak putus sekolah tersebut.
"Sementara ini ada sebanyak 500 petugas yang akan langsung ke lapangan melakukan pendataan itu," ujarnya.
Termasuk mengetahui latar belakang terjadinya putus sekolah pada anak itu. Meskipun terdeteksi tinggi angkanya karena permasalahan keluarga dan ekonomi.
Baca juga: Anak putus sekolah di Alalak Banjarmasin
"Memang ada juga kasus karena siswa bermasalah dan tidak bisa dibina dengan tuntas juga menjadi faktor, hingga akhirnya anak itu tidak lagi memiliki niat untuk belajar," ucapnya.
Termasuk juga karena anak itu sudah mengenal pekerjaan dan bekerja sudah menghasilkan uang. Upaya membujuk mereka untuk kembali bersekolah atau menempuh pendidikan lebih lanjut harus dilakukan, minimal bisa lulus SMA, yakni ikut program Paket A dan Paket B.
"Setiap anak yang mau sekolah, kami fasilitasi dengan tas dan alat tulis. Kami juga sudah menyepakati, bahwa untuk pendidikan non formal itu tidak ada seragam seperti sekolah formal. Jadi tak ada lagi pemikiran bahwa sekolah itu mahal," ujarnya .
Disdik Kota Banjarmasin menargetkan setiap tahun angka putus sekolah semakin berkurang. "Kita juga berupaya memperbanyak Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), karena saat ini baru ada satu," ujarnya.
Baca juga: DPRD Banjarmasin: Anak putus sekolah banyak di wilayah Alalak