Banjarmasin (ANTARA) - Hasil kegiatan reses yang dilaksanakan anggota DPRD Kota Banjarmasin untuk wilayah Banjarmasin Utara sejak 11--13 Oktober 2019 ditemukan masih banyak anak di wilayah Alalak putus sekolah.
Anggota DPRD Kota Banjarmasin M Taufik di gedung dewan kota, Senin, mengungkapkan saat reses mereka ke Kelurahan Alalak Selatan dan warga menyampaikan aspirasi terkait banyaknya anak yang putus sekolah di wilayah itu.
"Ini jadi keprihatinan. Kita minta Pemerintah Kota segera mengatasi masalah ini," ujarnya tanpa menyebutkan jumlahnya.
Menurut dia, sangat ironis kalau banyak anak di ibukota provinsi ini masih tidak menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun.
Masa depan mereka dikhawatirkan akan suram karena persaingan yang ketat dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Kita memang memaklumi di daerah ini perekonomian sangat rendah, karenanya banyak anak atau orang di sini yang jenjang sekolahnya tidak tinggi, bahkan tidak mencapai wajib belajar sembilan tahun," tuturnya.
Baca juga: DPRD Banjarmasin: Anak putus sekolah banyak di wilayah Alalak
Banyak yang menjadi buruh pengangkut kayu dengan kesejahteraan di bawah rata-rata.
"Dampaknya, kebanyakan mereka kesulitan menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi," ujar M Taufik.
Dia pun berkomitmen untuk memperjuangkan pendidikan agar lebih baik. "Nanti saat pembahasan dengan pemerintah kota akan kita sampaikan masalah ini," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Bina SD Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Nuryadi mengemukakan pula bahwa banyak warga di daerah ini mengaku tidak memiliki ijazah pendidikan.
Padahal, lembaga pendidikan seperti SD ada tiga sekolah, SMP empat sekolah, belum lagi yang swasta, sebenarnya sudah cukup untuk menjadi sarana pendidikan bagi anak di daerah Alalak ini.
Baca juga: FK PKBM diminta bantu selesaikan anak putus sekolah
"Kita lihat nanti kondisi mereka yang putus sekolah di daerah ini, kalau sudah lewat usia 21 tahun, kita bisa anjurkan mereka untuk ikut program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)," ujarnya.
Pihaknya akan mengkoordinasikan untuk anak putus sekolah tersebut menempuh pendidikan paket A, atau B, atau C, dalam program PKBM itu.
"Yang pasti kita sangat perhatian atas masalah ini, karena selalu ada jalan untuk mereka melanjutkan pendidikan," katanya.*