Batulicin (ANTARA) - Harga cabai di Pasar Ampera Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, semakin "pedas" karena terus mengalami kenaikan hingga seratus persen selama hampir dua pekan terakhir.
"Pada pekan kemarin, harga cabai rawit di Pasar Ampera berkisar antara Rp60.000 per kilogram, lima hari berikutnya naik Rp10.000 menjadi Rp70.000/kg," kata salah satu pedagang cabai di Pasar Ampera Idha di Batulicin, Sabtu.
Baca juga: Petani cabai asal Tanah Bumbu bantu pemerintah cegah inflasi
Idha menuturkan harga cabai melambung dua kali lipat dibandingkan harga awal atau Rp120.000/kg pada pekan ini.
Sama halnya dengan harga cabai jenis tiung juga mengalami kenaikan hingga Rp50.000/kg dari Rp70.000/kg menjadi Rp120.000/kg.
Idha mengakui harga cabai yang dijual harus dinaikkan agar tidak rugi mengingat harga beli dari pengepul sudah naik terlebih dahulu.
"Hingga saat ini kami juga belum mengetahui apa penyebab naiknya harga cabai, yang jelas saat kami beli dari pengepul atau agen sudah mahal, secara terpaksa kami juga harus menjual lebih mahal untuk menghindari kerugian," tutur Idha.
Baca juga: Harga cabai di Tanah Bumbu tidak berdampak pada inflasi
Sementara itu, salah satu warga asal Desa Kupang Berkah Jaya Kecamatan Simpang Empat Umy Halimah mengutarakan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok di Psara Ampera tidak hanya cabai, namun juga bahan lain.
"Harga tomat awalnya Rp10.000/kg kini naik Rp2000 atau 20 persen menjadi Rp12.000/kg, bawang merah naik Rp17.000/kg menjadi Rp35.000/kg," ujar Umy.
Berbeda dengan harga ikan, justru lebih stabil atau tidak ada kenaikan harga, seperti ikan kerapu (Rp35.000/kg), ikan lele (Rp35.000/kg), patin (Rp30.000/kg), nila (Rp45.000/kg), daging ayam ras (Rp45.000-Rp50.000/ekor), daging sapi (Rp120.000/kg), dan jeroan (Rp70.000/kg).
Baca juga: Harga cabai rawit di Tanah Bumbu terus melonjak naik