Batulicin (ANTARA) - Petani cabai asal Desa Mekarsari Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan, membantu mengendalikan inflasi di daerah dengan memproduksi cabai rawit tiung.
"Setiap dua minggu kami memanen cabai untuk di jual ke pelanggan, sekali panen mampu menghasilkan sekitar 30-40 kg cabai dengan luas tanam 0,25 hektare," kata petani cabai asal Desa Mekarsari Kecamatan Simpang Empat, Hamid Surahman (38), di Batulicin Senin.
Dia mengatakan, cabai tersebut dijual ke pelanggan dengan harga Rp50.000/kg. Mayoritas pelanggannya adalah pemilik warung makan dan ibu rumah tangga.
Harga tersebut merupakan harga di bawah dari harga cabai di seluruh pasar tradisional Tanah Bumbu yang diperkirakan mencapai Rp70.000-Rp75.000/kg.
"Memproduksi dan memberi harga cabai lebih murah kepada pelanggan dari harga pada umumnya di pasaran, sama halnya kami membantu pemerintah melakukan pencegahan inflasi di daerah khususnya inflasi cabai," kata Hamid.
Pendapatan dari menjual cabai hasil menanam sendiri rata-rata mencapai Rp12 juta/bulan, belum dipotong operasional upah panen, pupuk, perawatan tanaman dan pengolahan lahan.
"Biaya operasional setiap bulan sekitar Rp3.300.000, jadi bersihnya pendapatan sekitar Rp8.700.000/bulan," ujarnya.
Sementara ini, produksi cabai yang kami kelola untuk memenuhi kebutuhan pedagang dan masyarakat lokal. Tujuannya agar Kabupaten Tanah Bumbu tidak ketergantungan dengan kebutuhan cabai dari daerah lain."Prospek ke depan kami akan menambah jumlah produksi dengan memperluas jumlah tanam, dengan harapan mampu menjaga ketahanan dan ketersediaan pangan di "Bumi Bersujud" tetap stabil sehingga inflasi tetap terjaga," terangnya.
Hamid juga berharap, upaya ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah baik itu berupa bantuan dan penyuluhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMP2) Kabupaten Tanah Bumbu H. Deny Haryanto mengungkapkan bahwa sejauh ini harga cabai rawit dan kebutuhan bahan pokok lainnya di seluruh pasar tradisional kota setempat tidak berdampak terhadap inflasi.
"Alhamdulillah Kabupaten Tanah Bumbu tidak terdampak inflasi, ini atas kerjasama kita semua baik itu pemerintah daerah, masyarakat, petani, pedagang yang ikut andil untuk mencegah terjadinya inflasi," kata Dany.
Memang ada beberapa daerah di Kalimantan Selatan mengalami inflasi khususnya kebutuhan bahan pokok cabai, namun hingga saat ini Kabupaten Tanah Bumbu tidak terdampak mengingat ketersediaan cabai rawit dan cabe merah besar di seluruh pedagang dan distributor terus terpenuhi.
"Bahkan produksi cabai di Tanah Bumbu mencapai 285,7 ton/tahun," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Tanah Bumbu H. Hairuddin.