Marabahan (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan Mujiyat bergerak cepat memperjuangkan kemajuan pertanian di Batola dengan "jemput bola" ke Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).
Pada kunjungan itu, Mujiyat bertemu Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian IAli Jamil untuk memperjuangkan sejumlah prasarana peralatan dapat menunjang pertanian Batola terutama mengatasi pertanian yang terkendala banjir di Jejangkit.
Baca juga: Tinggalkan pertanian, petani Batola Kalsel beralih ke perkebunan
Mendampingi Pj Bupati Batola Mujiyat, antara lain Kepala Dinas Pertanian TPH Batola Murniati, Kasat Pol PP Batola Dahtiar Fajar, Kabag Prokopim Batola Arief Wisuda Wardana serta sejumlah Kabag dan staf Dinas Pertanian Batola.
Sebelumnya, anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan Karlie Hanafi Kalianda menyatakan sejumlah petani di Batola mulai beralih dari menanam padi ke perkebunan sebagai mata pencaharian.
Ha itu diungkapkan Karlie usai reses masa sidang III periode 2023 di Kecamatan Barambai, Kabupaten Batola pada 2-9 November 2023.
Baca juga: Gagal panen hantui petani di Batola Kalsel
Karlie mengungkapkan masyarakat pada tiga desa dari 11 desa yang dikunjungi saat reses mulai meninggalkan tanaman padi sebagai mata pencaharian utama, yaitu Desa Kolam Kanan, Kolam Kiri Dalam dan Desa Kolam Kiri.
"Desa lain masih mengandalkan pertanian padi sebagai mata pencaharian utama," kata Karlie.
Namun, lanjut Karlie, hasil panen tanaman padi pada beberapa waktu belakangan ini tidak maksimal karena serangan hama tungro pada beberapa desa, seperti Desa Karya Tani, Desa Karya Baru dan Desa Handil Barabai.
Baca juga: Petani Batola keluhkan sulit atasi hama padi
Karlie menuturkan serangan hama tungro mengakibatkan petani mengalami gagal panen, sehingga mulai beralih ke tanaman sawit, jeruk, sayuran, berternak sapi, kambing, serta membudidayakan ikan, bahkan alih profesi, seperti buruh tukang, pedagang makanan dan lain-lain.
Diketahui, Kabupaten Batola merupakan daerah lumbung pertanian, seperti Kabupaten Banjar, namun belakangan ini pasang surut akibat serangan hama.