Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai kembali mengembangkan tanaman perkebunan coklat dan lada seperti yang pernah berjaya pada tahun 80-an.
Ketua Komisi II DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis di Kotabaru Jumat mengatakan, keberhasilan "Bumi Saijaan" di sektor pertanian menjadi satu kebanggaan bagi daerah, karena memang sudah diakui bukan hanya di tingkat provinsi tapi juga nasional.
"Namun demikian tidak menjadikan puas sampai di situ, sebaliknya perlu usaha dan kerja keras agar kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara maksimal, salah satunya adalah melakukan intensifikasi sektor pertanian," kata Syairi.
Sebagaimana dari hasil rapat konsultasi dewan bersama Dirjen Kementerian Pertanian di Jakarta, pemerintah pusat memberikan kesempatan kepada Kotabaru untuk mengembangkan komoditas unggulan yang pernah berjaya di era 80-an hingga tahun 90-an yakni lada dan coklat.
Diakui Syairi, Kabupaten Kotabaru memang pernah berjaya dalam produktivitas lada dan coklat termasuk cengkeh saat itu, oleh karenanya menjadi satu langkah tepat kesempatan tersebut diberikan kepada masyarakat Kotabaru yang memang sudah familier terhadap sejumlah komoditas tersebut.
Terkait dengan kebijakan tersebut, politisi partai PDIP ini mendesak kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait melakukan langkah nyata dalam usaha peningkatan produktivitas sejumlah komoditas unggulan pertanian selain padi, jagung dan kedelai.
Sosialisasi secara maksimal kepada masyarakat menjadi satu kewajiban, bersamaan itu menyiapkan berbagai dukungan di antaranya penyediaan tenaga-tenaga penyuluh lapangan, selain itu juga membuat konsep yang jelas termasuk bantuan sarana prasarana bagi pera petani.
Diketahui, Kabupaten Kotabaru `menyumbang` peningkatan produksi hasil pertanian provinsi berupa kedelai dan jagung masing-masing 25,10 persen dan 19,87 persen dari 11 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan menyebutkan produksi jagung dan kedelai mengalami kenaikkan cukup besar bersamaan peningkatan luas panen dan produktivitas.
"Produksi jagung naik 8,92 persen dan produksi kedelai mengalami kenaikkan 17,78 persen," ujar Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Kalsel, Arih Dwi Prasetyo.
Ia mengatakan, produksi jagung sepanjang 2015 sebesar 128 ribu ton pipilan kering, mengalami kenaikkan sebanyak 10 ribu ton pipilan kering atau 8,92 persen dibanding 2014.
Menurut dia, kenaikkan itu karena adanya peningkatan luas panen sebesar 1.064 hektare atau 5,10 persen dan peningkatan produktivitas 2,05 kuintal per hektare (3,62 persen).
"Luas panen tahun 2014 sebesar 20.862 hektare, sedangkan tahun 2015 mencapai 21.926 hektare, sementara produktivitas dari 56,56 kuintal menjadi 58,61 kuintal," ucapnya.
Disebutkan, produksi jagung di Kalsel paling tinggi di Kabupaten Tanah Laut mencapai 63,32 persen dan Kabupaten Kotabaru 19,87 persen sehingga total menyumbang 83,18 persen.
"Produksi lainnya pada 10 kabupaten dan kota lain kecuali Kota Banjarmasin dengan kontribusi antara 0,18 persen di Kabupaten Barito Kuala dan 3,96 persen di Kabupaten HSS," ungkapnya.
Sementara itu, produksi kedelai di Kalsel sepanjang 2015 sebesar 10,53 ribu ton mengalami kenaikkan sebanyak 1.591 ton atau 17,78 ton jika dibanding 2014.
"Kenaikkan disebabkan peningkatan luas panen sebesar 874 hektare atau 12,76 persen dan adanya peningkatan produktivitas sebesar 0,59 kuintal per hektare atau 4,52 persen," ujarnya.
Dikatakan, produksi kedelai di Kalsel tersebar 11 kabupaten yakni Kabupaten Kotabaru 25,10 persen, Tanah Laut 24,46 persen, Banjar 13,07 persen, Tabalong 10,15 persen.
Kemudian, Kabupaten Balangan 9,89 persen, Tapin 9,16 persen dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 7,33 persen dengan akumulasi dari 7 kabupaten mencapai 99,17 persen.