Padang Aro, (Antaranews Kalsel) - Pengelola objek wisata di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, diharapkan mengutamakan keselamatan pengunjung dibanding mementingkan meraup keuntungan saat libur Lebaran.
"Pengelola objek wisata, baik itu kelompok sadar wisata atau pihak swasta, harus mengutamakan keselamatan pengunjung. Mereka harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pihak kepolisian serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta SAR," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Solok Selatan, Doni Hendra di Padang Aro, Rabu.
Ia menyebutkan, sejumlah objek wisata di daerah itu yang siap dikunjungi oleh masyarakat, seperti wisata pemandian air hangat Hot Water Boom Sapan Maluluang di Kecamatan Pauh Duo yang dikelola oleh pemerintah setempat.
Kemudian objek wisata Valoe Agro di daerah Teluk Air Putih, Kecamatan Sangir, objek wisata sungai "body rafting" di Durian Cabang Tigo, Nagari Alam Pau Duo, Kecamatan Pauh Duo yang dikelola oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
Ada juga objek wisata air terjun Tangsi Ampek di kawasan perkebunan teh Mitra Kerinci di Sungai Lambai, Kecamatan Sangir. Lalu wisata budaya Kawasan Saribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu.
"Sementara para pemuda yang membuat hiburan untuk merayakan Lebaran, diharapkan bisa menjaga ketertiban," tambahnya.
Ia menyebutkan untuk objek wisata Hot Water Boom Sapan Maluluang, akan disiapkan posko yang nantinya melibatkan pihak kepolisian, Dinas Kesehatan, Satpol PP dan Disbudparpora.
Sebelumnya, Anggota DPRD Kabupaten Solok Selatan, mengatakan promosi pariwisata harus diimbangi dengan pembenahan objek wisata tersebut agar siap dikunjungi wisatawan.
"Jangan cuma promosi saja, tapi objek wisata tidak dibenahi. Harus seimbang antara promosi dan pembenahan," sebutnya.
Ia mencontohkan objek wisata air terjun Tangsi Ampek yang hingga kini belum jelas siapa yang akan mengelolanya.
Ketua Komisi III DPRD Solok Selatan itu menyebutkan pemerintah setempat telah membangun plang raksasa dan itu cukup efektif untuk promosi. Namun masih diperlukan pembenahan, baik infrastruktur maupun sarana pendukung lainnya agar objek wisata layak untuk dikunjungi. Selain itu, harus dipastikan siapa pengelolanya.
Objek wisata Tangsi Ampek, berada dalam Hak Guna Usaha (HGU) PT Mitra Kerinci, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan teh di daerah Sungai Lambai, Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir.
Selain Tangsi Ampek, katanya, pembenahan juga mesti dilakukan pada objek wisata yang kini dikelola oleh pemerintah setempat, yakni Hot Water Boom Sapan Maluluan. Objek wisata pemandian air hangat itu berada di Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo.
"Untuk menghadapi Lebaran, kami harap pengelola objek wisata Hot Water Boom harus mulai berbenah agar pengunjung tidak kecewa," sebut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Pembenahan itu seperti lokasi parkir, tempat pembuangan sampah, pengaturan pedagang dan pelayanan kepada para pengunjung.
Meskipun masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi di Hot Water Boom, ujarnya, jangan meremehkan pelayanan. "Dengan pelayanan yang baik, saya rasa pengunjung akan terkesan dan ingin kembali lagi ke objek wisata itu," sebutnya./f