Intan Trisakti, bukti Geopark Pegunungan Meratus mengandung harta berkilau
Oleh Sukarli Senin, 19 Juni 2023 8:02 WIB
Intan dari dalam bumi Geopark Pegunungan Meratus di pendulangan intan tradisional Cempaka di Desa Pumpung, Kota Banjarbaru. (ANTARA/Bayu Pratama)
Kemudian mengalami pengangkatan kepermukaan bersama dengan pengangkatan pegunungan Meratus sekitar 22,5 juta tahun lalu. Pendulangan intan tradisional Cempaka di Desa Pumpung, Kota Banjarbaru. (ANTARA/Bayu Pratama)
Masih bertabur intan
Penambangan intan di kawasan Pendulangan Intan Tradisional Cempaka hampir tidak pernah berhenti, sebab terus ada didapatkan.
Salah satunya diutarakan Arkani, penambang intan di sana, bahwa hampir setiap hari para pendulang masih menemukan batu mulia itu.
"Ada terus ditemukan, dari yang kecil hingga cukup besar," ujarnya di lokasi pendulangan itu pada Selasa (13/6/2023).
Tapi memang tidak pernah lagi ada yang menemukan seperti Intan Trisakti. Namun ada pernah ditemukan intan terbesar kedua sekitar tahun 1985-an, beratnya sekitar 65 kerat diberi nama Si Galuh.
Menariknya, intan terbesar kedua ini ditemukan di lobang yang sama ditemukannya Intan Trisakti.
Penemuan intan-intan yang bernilai fantastis ini terus terjadi, bertaburan seakan tidak ada habisnya di wilayah tersebut, dari yang cukup besar antara 20--15 kerat hingga intan terkecil disebutnya Intan Hantakan.
Perhitungannya, berat lima kerat intan sama dengan satu gram emas.
Namun soal harga bisa melebihi harga emas, sebab warna intan bisa menaikkan harga jual yang tinggi.
Menurut Arkani, warna intan merah yang paling mahal harganya. Namun yang sering ditemui intan warna putih terang dan warna kekuningan.
Menurut pengalamannya bertahun-tahun bergelut di pencarian intan di wilayah ini, ada sempai 12 warna intan ditemukan di wilayah Pendulangan Intan Tradisional Cempaka ini.
Disebutnya juga intan dari tanah Cempaka sama baiknya dengan intan Afrika, bahkan disebutkan lebih baik lagi.
Jadi wisata
Nama desa Pumpung Cempaka sebagai daerah ditemukan batu mulia Intan Trisakti menggema hingga keseluruhan dunia.
Hingga, daerah tersebut masuk menjadi tujuan wisata nasional dari Kalimantan Selatan, sering dikunjungi turis dari mancanegara.
Bahkan untuk mendukung dan menambah pengetahuan para pelancong terhadap objek wisata yang sudah menjadi situs Geopark Meratus tersebut, Pemprov Kalsel dengan BP Geopark Meratus membangun museum pengetahuan di lokasi itu.
Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pendulangan Intan Tradisional Cempaka di Desa Pumpung, Arkani, menyampaikan, warga Desa Pumpung mendukung ditetapkannya Pendulangan Intan Tradisional Cempaka jadi situs Geopark Meratus.
Bahkan masyarakat mendukung dikembangkan lebih jauh lagi untuk peningkatan pariwisata, sebab imbasnya untuk kesejahteraan masyarakat wilayah itu sendiri.
Karenanya, masyarakat meminta keseriusan pemerintah untuk maju pariwisata yang merupakan bagian Situs Geopark Meratus ini terus dilakukan, hingga benar-benar jadi wisata kelas dunia.
Dukungan Pemprov Kalsel
Penetapan status Pegunungan Meratus menjadi Geopark Nasional hingga ke Internasional sangat didukung Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Pemprov Kalsel melalui Dinas Komunikasi dan Informatika provinsi setempat menyampaikan, beberapa langkah pembangunan dilakukan Pemprov Kalsel dalam mendukung penetapan Geopark Meratus Nasional sejak 2018. Bahkan hingga diajukan ke UNESCO Global Geopark (UGGp).
Penetapan Geopark Meratus merupakan upaya konkrit Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor dalam menyelematkan Meratus dari kerusakan.
Beberapa langkah yang akan dilakukan Pemprov Kalsel menyelamatkan Meratus, yaitu, membentuk badan pengelola geopark, masterplane pengembangan geopark dan meningkatkan infrastruktur di dalamnya.
Selain itu, meningkatkan jejaring dengan geopark yang ada baik skala nasional dan internasional, serta meningkatkan promosi wisata.Pendulangan intan tradisional Cempaka di Desa Pumpung, Kota Banjarbaru. (ANTARA/Bayu Pratama)