Rantau (ANTARA) - Bupati Tapin, Kalimantan Selatan HM Arifin Arpan menyatakan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus intensif agar tak terjadi seperti bencana 2015 yang banyak menimbulkan kerugian di sektor pertanian.
"Jangan terjadi lagi seperti 2015, kita banyak mengalami kerugian karena alam kita ini alam pertanian," ujarnya usai apel kesiapan penanggulangan karhutla 2023 di Lapangan Dwi Dharma Rantau, Selasa.
Dia mengatakan pada tahun itu, dinilai, sebagai bencana karhutla terparah pada periode waktu satu dekade terakhir.
Taktik untuk meminimalisir risiko karhutla tahun ini, kata dia, satuan tugas (satgas) atau elemen masyarakat di tingkat desa di daerah rawan karhutla harus gesit untuk melakukan tindakan.
"Kita harus bisa meminimalisir bencana karhutla di kabupaten ini agar tidak menjadi parah seperti 2015," ujarnya.
Baca juga: Bupati Tapin perintahkan masyarakat jaga daerah dari karhutla
Saat ini, kata Arifin, tiap wilayah rawan sudah dilengkapi dengan mesin air portabel yang diperuntukkan sebagai alat pemadam kebakaran.
Jadi, tak ada alasan lagi untuk ketidakmampuan menanggulangi karhutla apabila terjadi di wilayah masing-masing.
"Apalagi kekurangan desa, kan sudah ada dana desa. Ajak lah masyarakat untuk menangani," ungkapnya.
Berkaca dari data yang ada. Lima tahun terakhir, ada 246 kasus karhutla, luas lahan terdampak 2.735,55 hektar.
Baca juga: Karhutla Kalsel - Area lubang tambang batu bara dominasi titik panas di Tapin
Mengurai catatan BPBD Tapin, pada 2018 dari 97 kasus luas lahan terdampak capai 1.306,75 hektar. Terus, 2019 ada 282 kasus, luas lahan terdampak capai 1.261,96 hektar.
Berikutnya, 2020-2022 saat kemarau basah intensitas kebakaran menurun drastis. Selama tiga tahun itu, total kasus ada 77, luas dampak kebakaran 167,84 hektar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapin Raniasyah mengatakan satuan tugas (satgas) karhutla dari para pihak misalnya TNI hingga Polri saat ini sudah dipersiapkan untuk penanggulangan.
Baca juga: Diancam El Nino, BWS perkuat ketahanan air Bendungan Tapin untuk pangan
"Sebagian kecil wilayah rawan juga sudah dibentuk desa tangguh bencana," ujarnya.
Sebagian kecil wilayah itu, yakni Kelurahan Pantai Raya Belanti, Desa Hiyung, Desa Buas-buas, Desa Miawa hingga Desa Tamberangan.
Berdasarkan data tahun sebelumnya, dari 12 kecamatan ada beberapa kecamatan yang rawan karhutla, yakni Bakarangan, Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Tapin Selatan dan Tapin Tengah.
Baca juga: Hadapi El Nino, Tapin Kalsel lakukan mitigasi Karhutla
Tindakan satgas karhutla membentuk desa tangguh bencana ini juga sebagai upaya mitigasi dampak kemarau ekstrem.
Tahun ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino berpotensi terjadi sekitar 50-60 persen dimulai sekitar Juni atau Juli 2023 yang berdampak terjadinya musim kemarau lebih kering daripada siklus sebelumnya.