Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, melaksanakan program Pengendalian Penyakit Hewan Menular Strategis (PPHMS) untuk mencegah wabah dan penularan penyakit pada hewan.
Menurut Kepala Bidang Perlindungan Sumber Daya Perikanan dan Peternakan, Disnakan setempat, Nur Jazid di Kandangan, ibu kota Hulu Sungai Selatan (HSS), Minggu, ada beberapa penyakit hewan yang harus diwaspadai penyebarannya agar tidak berdampak merugikan, baik bagi hewan maupun manusia.
"Untuk wilayah Kalsel umumnya dan HSS khususnya, beberapa penyakit hewan patut diwaspadai, baik itu yang berpotensi menyerang ternak maupun hewan peliharaan," ujarnya.
Penyakit-penyakit tersebut bersifat menular kepada sesama hewan maupun kepada manusia, seperti Avian Influenza (AI) pada ternak Unggas, rabies, Jembrana pada sapi Bali, Brucellosis pada sapi, kambing, babi dan hewan lainnya.
Selain itu, ujarnya, ada lagi penyakit hewan lainnya yang sering terjadi seperti demam tiga hari, timpani akut, keracunan pestisida, diare, scabies dan ORF.
"Sedangkan pada unggas, penyakit hewan yang perlu diwaspadai seperti New Castel Dieses atau ND, Snot dan Pullorum yang bisa berakibat pada kematian bila tidak tertangani," katanya.
Karena itu, Disnakan setempat giat melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan melalui sosialisasi dan penyebaran informasi terkait penyakit-penyakit tersebut beserta penanganannya.
Ia menambahkan, juga diberikan pelayanan kesehatan hewan kepada masyarakat dengan pemberian vaksinasi untuk penyakit-penyakit seperti ND dan Jembrana.
"Melalui pelaksanaan program PPHMS kita juga telah melaksanakan disinfeksi atau penyemprotan kandang agar steril sehingga dapat terhindar dari penyebaran dan mewabahnya suatu penyakit," katanya.
Disnakan setempat juga melakukan pengawasan dan pengecekan ke lapangan untuk mengambil sample-sample pada hewan serta pemberian pengobatan dan vitamin.
Program PPHM juga meliputi kegiatan vaksinasi dan eliminasi terhadap hewan anjing yang suspek rabies, demikian Nur Jazid. (adi/B)